Share

Ungkapan cinta, saat berduka.

Zeira dipindah ke ruangan khusus, seluruh tubuhnya terpasang selang, bahkan ia bernapas dari alat bantu.

Anjas yang melihatnya dari balik kaca, tak kuasa menahan air mata. Wanita yang bersikap tegas beberapa hari terakhir ini, kini terbaring lemah di atas tempat tidur. Anjas hanya bisa berdoa kepada tuhan, semoga Zeira bisa melewati masa kritisnya.

"Maaf tuan" ucap Indri dengan hormat. "Ini ada telepon dari tuan muda Azka" lanjutnya sambil menyodorkan ponselnya kepada Anjas.

Anjas meraih ponsel dari tangan Indri, "iya sayang" ucapnya.

"Papah di mana? Mama juga gak ada di rumah" suara khas bangun tidur dari seberang sana.

Tentu Anjas bingung untuk menjawab putranya, "oh, sebentar lagi papa pulang sayang. Ini papah udah di jalan mau pulang"

"Mama di mana pah?"

"Mama masih kerja sayang, nanti kita temui mama, ya?" Anjas memutuskan sambungan teleponnya dengan Azka.

Anjas meminta Indri dan dua pengawal untuk berjaga di rumah sakit. Sedangkan ia kembali ke kediaman Wijaya untuk menemui p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
endang sulastri
aku ikutt nangiss bacanya mana tengah malem gini lagi,thoorr nulis lagi donk thorr
goodnovel comment avatar
Fitri Lee
sedihhh...
goodnovel comment avatar
Tetesan air
malam ini, masih kita lanjut 2 bab lagi ya kak. ini lagi proses nulis, heheheh ditunggu ya kakak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status