Share

Kenyataan Pahit

Di luar sudah hujan bahkan langitpun menghitam. Aku memanjatkan doa turun hujan sekaligus doa agar ketegangan di ruang tamu ini segera berakhir.

Aku tak suka keadaan ini. Sungguh!

Aku memandang Dewa dan Andro yang duduk dengan posisi serius. Keduanya sama-sama saling memandang angkuh, terlihat jelas kedua dada pria itu naik turun karena mencoba untuk tak berkelahi, diam-diam aku bersyukur Dewa masih mau mendengarkanku.

"Untuk apa lo bawa Gio, Mas?" tanya Dewa dengan tatapan nyalang ke arah Andro. "Dengar Mas, dengan lo bawa dia kayak gitu, Gio bakal kaget! Selama ini dia mengira gue papanya. Ngerti Lo, bajingan!" umpat Dewa sambil mengepalkan tangan kuat hingga kukunya memutih.

Andro mendecih, membalas tatapan Dewa gak kalah sengit sehingga membuat suasana sangat dingin, lebih dingin dari suhu di luar sana.

Aku memutuskan duduk di samping Dewa, agar dia tak hilang kendali. Ingin rasanya tanganku terulur memegang kepalan tangannya yang bergetar karena menahan gejolak amarah. Tapi, ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status