Share

18. Permintaan Maaf

Pagi menyingsing. Suara alarm yang belum sempat dimatikan terus berulang di ponsel Adila. Wanita itu tengah sibuk mempersiapkan diri untuk memulai aktivitasnya.

Beberapa kali ia mengoleskan concealer tipis-tipis untuk menyamarkan mata sembabnya. Sisa menangis semalam.

Usai puas dengan hasil riasan wajahnya, Adila bergegas keluar menuju garasi. Namun ia sangat terkejut, saat melihat Nico sudah menunggunya di halaman rumahnya.

Adila mengernyitkan dahi, terpaksa ia berjalan menghampiri.

"Kamu ngapain, pagi-pagi udah kesini?"

Pria itu sangat bersemangat kala melihat Adila menghampirinya.

"Sayang, aku antar berangkat kerja ya." Bujuk Nico memohon.

"Nggak usah repot-repot, aku bisa kok bawa mobil sendiri."

"Tapi aku pengen mengantar kamu, Sayang."

Adila membuang nafasnya dalam. "Tapi aku nggak pengen diantar, Nico." jawabnya tegas.

Adila meninggalkan pria itu menuju mobilnya. Namun Nico meraih tangannya menahan Adila. Terpaksa wanita itu berhenti sekejap.

"Tolong kasih aku kesempatan untuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status