Share

20. Undangan

"Gimana hubunganmu sama Vivian? Apa kamu yakin meninggalkan dia?"

"Kenapa kamu tiba-tiba ngomong begitu, Sayang?"

Adila tersenyum tipis. Ia hanya ingin mendengar jawaban dari Nico secara langsung.

"Aku sama Vivian benar-benar sudah nggak ada apa-apa sayang."

Adila masih sibuk mengunyah, menikmati martabak telur kesukaannya.

"Terus terang, nggak tahu apa aku masih mencintaimu, Nic. Aku udah capek nangis. Aku mau berdamai sama keadaan."

Adila bergeming sekejap. Menghela nafas.

"Aku pasrah kalau kamu memilih dia, belum terlambat untuk memilih, Nic."

"Aku sudah memilih, Dil. Aku milih kamu."

Adila mengangguk. "Tapi dengan satu syarat," pinta Adila cepat.

"Apa itu?"

"Aku mau mundurin acara pernikahan, sampai aku benar-benar siap dan yakin."

Nico melebarkan matanya. Ia tak menyangka, Adila akan mundur sejauh itu.

"Apa keputusanmu sudah bulat?"

Adila mengangguk. Nico tidak bisa memaksa. Dialah yang menyebabkan hal ini terjadi. Andai saja ia bisa menjaga kepercayaan Adila, pasti tidak ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status