Share

Bicara Empat Mata

Suara tanpa wujud itu menghilang usai menyampaikan apa yang harus didengar oleh Ardhan meski pra tersebut tertidur pulas. Malam yang panjang dan dingin segera berganti menjadi pagi yang cerah. Leaki itu bangun seperti biasa, tangannya tergerak untuk membuka jendela kamarnya.

Udara yang sejuk menerpa wajahnya yang tampan, sura burung-burung peliharaan menyambutnya. Matanya sudah terbuka lebar bahkan ia sempat memeriksa ponselnya lebih dahulu sebelum pergi mandi.

“Dhan, kamu sudah bangun?” teriak Ibunya.

“Sudah Bu,” jawabnya seraya mengambil handuk.

“Segera mandi dan sarapan,” lanjut sang Ibu. Wanita paruh baya itu masih memperlakukan anaknya yang sudah bekerja seperti anak kecil. Ardhan sama sekali tak keberatan karena hubungan mereka memang baru dekat akhir-akhir ini.

Karena sudah mendapatkan perintah dari ibunya, Ardhan segera membersihkan diri, bersiap lalu bergabung dengan orang tuanya di meja makan. Pagi ini tak ada menu makanan yang berat, ibunya sudah membelikan roti untuk sua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status