Share

Pelarian Ardhan

“Jangan Dhan, ibumu tidak perlu tahu apa yang terjadi kemarin,” larang Kakek tersebut.

“Kenapa jadi diam, Ardhan? Apa yang dia lakukan padamu?” desak ibunya.

“Gara-gara dia ... kita bertengkar seperti ini,” jawab Ardhan, ia mengubah jawabannya. Wanita paruh baya yang semula tegang menantikan jawabannya kini bisa bernapas lega, tak ada yang perlu dikhawatirkannya. “Jadi jangan bawa dia ke mari, Bu. Aku tidak ingin bertemu dia.”

“Bilang padamu ibumu, nanti kekasih Kinanthi marah jika pergi ke rumah laki-laki lain,” ujar si Kakek memberi saran.

“Nanti jika kekasih Kinanthi marah bagaimana? Dia pergi ke rumah lelaki lain. Kekasih Kinanthi itu rekan bisnis perusahaan tempatku bekerja, Bu,” imbuh Ardhan, ia mengikuti saran Kakek tersebut.

“Ya sudah, kalau begitu, kamu tidak perlu menemui dia,” kata ibunya, akhirnya ia mendengarkan anaknya dan mengalah. “Pergi sana, katanya kamu ada janji dengan temamu.”

“Baik Bu, aku siap-siap sekarang ya.”

Ardhan masuk ke dalam kamarnya, berganti pakaian k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status