Share

Kepergian Prama

“Masalah yang semalam ... saya ... “

“Pak Ardhan setuju ‘kan dengan pendapat saya,” ujar Prama. Ardhan meneguk salivanya, ia bingung harus merespon apa. “Tanah itu luas dan letaknya strategis lho, Pak.”

“Tanah apa ya Pak?” tanya Ardhan bingung.

“Kok tanah apa, tanah yang kita bicarakan semalam.”

“Maaf Pak tetapi semalam kita tidak bicara tentang tanah, mungkin Pak Prama salah orang.”

Prama terdiam, sepertinya ia mencoba mengingat sesuatu. Ardhan yang tegang memandang ke arah Kakek. Jantungnya berdegup dengan kencang. “Oh iya benar, semalam kita tidak bicara tentang tanah,” kata Prama. Ardhan menyunggingnya senyum simpul. “Bahkan semalam kita tidak bertemu ya Pak.”

“I –iya Pak,” sahut Ardhan.

“Maaf Pak saya salah orang, akhir-akhir ini banyak orang yang saya temui jadi semua memori tercampur,” ujar Prama. “Lupakan saja Pak yang tadi, sekarang kita fokus saja kerja.”

Prama kemudian melangkah masuk menuju ruangan besar itu sedangkan Ardhan berjalan menghampiri Kakek yang tersenyum kepada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status