Share

Kacamata Khusus

“Teman apa? Mas Ardhan bawa teman ke mari? Kakek-kakek?” cerocos Kinanthi.

“Jawab Mas!”

“Teman siapa? Mana ada teman kakek di sini?” jawab Ardhan panik. Ia menduga jika teman Kinanthi itu bisa melihat sosok Kakek.

“Memang tidak ada di sini tetapi di pikirannya si Mas ini,” lanjut teman Kinanthi tersebut. Ardhan tertawa keras untuk menutupi kepanikannya. “Tadi aku perhatikan Mas Ardhan ini bicara sendiri, dari gerak-geriknya seperti dia bicara dengan sosok yang lebih tua.”

“Oh begitu, jadi kamu berkesimpulan jika teman khayalan Mas Ardhan seorang kakek-kakek ya,” imbuh Kinanthi.

“Tidak mbak, saya tidak bicara sendiri dan tidak punya teman khayalan,” kata Ardhan, ia membuat penekanan agar kedua perempuan itu mempercayainya. “Anggaplah begitu, saya bicara sendiri dan lain sebagainya. Mungkin secara tidak sadar aku melakukannya.”

“Maaf ya Mas jika saya membuat anda tersinggung dan tidak enak hati, saya tidak bermaksud demikian,” ujar ahli psikis tersebut. Ardhan tak mempermasalahkan hal t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status