Share

Urusan Kinanthi lagi

“Mau bagaimana lagi, hadapi mereka,” uajr si Kakek. Ardhan seketika menoleh ke arah lelaki itu, matanya membulat. Bukannya tak sanggup melawan preman-preman itu tetapi ia tidak mau berkelahi dengan mereka.

“Tidak ada saran lain, Kek?” tanya laki-laki itu.

“Tidak ada cara lain, mereka sudah dekat.”

Ardhan memasang kuda-kuda, tangannya terkepal erat. Tetapi yang terjadi selanjutnya sungguh membuatnya tak bisa berkata-kata.

“Minggir!! Jalan halangi jalanku!!” usir preman tersebut seraya mendorong Ardhan ke samping. Tentu saja badannya terhuyung ke samping, untung saja tangannya berpegangan pada dahan pohon.

“Mereka tidak menyerangku, Kek?” cicitnya.

“Hussh, jangan berkata begitu. Kalau sampe mereka dengar bagaimana?” timpal si Kakek.

Mereka fokus melihat ke mana para preman itu berjalan, setelah diamati beberapa saat. Lelaki bertubuh besar dan berwajah garang itu berhenti di salah satu tempat makan. Ardhan bisa bernapas lega sekarang.

“Ternyata mereka tidak menyerangku, Kek.”

“Aku sudeh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status