Share

Kesempatan Kedua

Raut wajah Ardhan berubah, matanya berkilau, emosinya memuncak. Ia bersiap untuk memukul pria di depannya yang tak kalah garang. Si Kakek terus menahannya tetapi Ardhan sudah gelap mata, ia tak bisa menahan amarahnya lagi.

Mudah bagi lelaki itu untuk melumpuhkan lawannya, dalam beberapa kali pukulan Ardhan bisa membuat Prama bertekut lutut. Prama terduduk di lantai usai mendapatkan pukulan di wajah dan perutnya. Ardhan tampak begitu puas menyalurkan kekesalannya yang selama ini terpendam.

Begitu pula dengan para penonton dadakan yang menikmati pertengkaran tersebut, tak ada dari mereka yang melerai kedua petarung tersebut. Sepertinya mereka juga ingin atasannya menerima balasan atas perbuatan jahatnya selama ini.

“Kau puas?” sindir si Kakek. Ardhan yang sibuk mengatur napasnya diam seribu bahasa. “Ada hal besar yang akan terjadi, kau akan me—“

“Persetan dengan yang lain, pria berengsek itu harus menerima ganjarannya,” ujar Ardhan memotong perkataan si Kakek. Ia sudah masa bodo dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status