Share

Pengalaman Salesman

“Tidak bisalah, mana mungkin aku bisa menghapus ingatan seseorang,” tolak si Kakek.

“Bukannya waktu itu Kakek bisa menghapus ingatan Prama juga, waktu kita bicara di tanah kosong itu,” ujar Ardhan, ia berusaha mengingatkan si Kakek.

“Tidak bisa Ardhan! Tidak ada kemampuan seperti itu, kamu ini aneh-aneh saja.”

Sosok itu menghilang entah ke mana, meninggalkan Ardhan yang berdiri kebingungan. Ia mendengus kesal kemudian kembali ke atas ranjangnya. Ia merebahkan tubuhnya di kasur, perlahan-lahan matanya coklatnya itu mulai tertutup dan ia tertidur pulas.

“Tidak usah kamu suruh, aku juga akan melakukannya, Dhan,” gerutu si Kakek. “Demi masa depanmu, aku sudah melanggar aturan dua kali.”

Rasanya baru sebentar ia tertidur kini Ardhan sudah harus bangun lagi dan bersiap untuk kerja. Usai mematikan alarm, ia turun dari ranjangnya dan beralih ke luar kamar. Mandi, ganti baju, bersiap dan sarapan, semua itu harus dilakukannya setiap pagi.

“Bawa bekal lagi?” tanya ibunya.

“Iya Bu, aku bawa bekal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status