Share

Kena Macet

“Ah tidak jadi, tidak penting. Semuanya sudah terjadi,” kata Kakek itu membuat Ardhan membulatkan matanya. “Tidur sana, sudah malam.”

Kakek itu menghilang begitu saja seketika Ardhan bangkit dari duduknya. Ia mencari sosok itu ke sana ke mari. Apa yang dilakukannya itu tentu saja menarik perhatian ayahnya.

“Apa yang sedang kamu cari, Dhan?”

Ardhan membalikkan badannya, menatap ayahnya yang berdiri di depan pintu kamarnya. “Ehmm ... anu Yah ... Burung,” jawabnya tergagap.

“Burung? Burung apa? Burung siapa?”

“Tadi aku lihat ada burung terbang ke mari, aku kira punya Ayah lepas ternyata bukan,” kilahnya. Karena tak mau ditanya lebih lanjut oleh ayahnya, Ardhan cepat-cepat masuk ke dalam kamarnya. Ia mengintip dari jendela kamarnya, sang Ayah masih mencari keberadaan burung yang dimaksud olehnya.

Setelah itu Ardhan berjalan menuju ranjangnya, ia merebahkan tubuh kurusnya di kasur yang empuk itu. Ia memikirkan tentang ucapan si Kakek tadi. Ia tak mengerti maksud sosok itu bicara demikian
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status