Share

Bab 47. Gurauan Balas Dendam

“Sekarang kamu puas?” Ucapannya terdengar kaku, tetapi mata ini mendapati kedua sudut bibirnya tertarik sedikit ke atas.

“Sangat,” ucapku, kemudian menyesap kopi pahit yang tetap hangat di dalam cup cepat saji. Bibirku masih menyisakan senyuman mengingat bagaimana aku membalas dendam kepadanya. Siapa suruh menantang Aida dengan cecaran yang bikin jengkel.

“Daniel. Ayam-ayam ini laki-laki atau perempuan?” tanyaku sambil menunjuk pesanan ke dua dari anakku. Dua porsi ayam goreng untuk mereka berdua, lengkap dengan ketang, nasi dan minuman soda. Sedangkan untukku dia membelikan kentang goreng dan nugget.

“Mana bisa tahu, Ma? Sudah digoreng gini.”

“Tapi Om Dokter tahu benar kalau ayam goreng ini perempuan dan cantik. Ya, Om Dok?”

Dia sempat melotot, tapi kemudian dengan lihainya dia berkelit.

“Iya, memang. Om pernah baca di poultry magazine. Ayam untuk restoran cepat saji ini biasanya berukuran tidak terlalu besar, karena di ukuran itu rasa juicy dari daging ayam yang paling optimal. Ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status