Share

Bab 48. Gede Rasa

“Mama masih marah?”

“Tidak.”

“Tapi kok masih diam saja?” tanya Daniel dengan suara ragu.

Aku meliriknya sekilas, dipangkuannya satu tas belanjaan penuh dengan komik yang dia impikan. Sebenarnya yang membuatku kesal, karena dia menerima tawaran Dokter Burhan untuk membayar semua ini.

“Mama pernah mengajarkan kamu untuk meminta-minta?” tanyaku tadi, tanpa melepas pandangan Daniel.

Ucapanku menghilangkan sekejap senyuman saat menceritakan betapa asyiknya mereka berburu komik bersama. Bagaimana aku tidak kecewa, selalu aku tekankan ke anakku untuk menselaraskan antara hobi dan sekolah. Aku batasi dia hanya membeli dua buku dalam sebulan. Eh, sekarang tanpa merasa bersalah dia membawa satu tas belanjaan ukuran besar. Bagaimana tidak kesal?

“Aida. Jangan marah kepada Daniel. Aku yang memaksa dia untuk memilih dan membelikan untuknya,” ucap lelaki ini seakan pasang badan.

Aku tidak menghiraukan ucapannya, mataku tetap tertuju pada Daniel. “Mama tidak melihat kamu dalam kondisi terpaksa. Sece
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status