Share

Mandul

“Kenape? Muke ditekuk je dari tadi?” tanyaku pada Nora yang pulang dengan raut wajah cemberut. Sudah tujuh hari Hajah Jamilah meninggal dunia. Masih belum hilang juga sedihnya, cengeng sekali.

“Ayah, dah nikah lagi, Bang,” jawabnya, dan aku yang sedang membuang duri di daun pandan jadi terdiam. Baru tujuh hari, luar biasa, bagaimana kalau setahun, bisa mati jamuran Haji Yunus.

“Dengan siape?” Aku tentu penasaran siapa mertuaku yang baru ini.

“Dengan anak gadis dari desa seberang. Dah nikah tadi pagi, dah tinggal pulak di rumah tu.” Nora semakin cemberut.

“Anak gadis, umur?”

“Tak jauh sangat dari Nora, Bang. Nora malas datang tahlil malam ke 40, Bang, penat!” Jelas sekali Nora kecewa bukan main. Lagi pula kenapa harus gadis ingusan yang diambil jadi istri. Tak tahu diri, apa tidak ada janda yang seumuran dengan Haji Yunus?

Ya, memang tidak elok rasanya kuburan istri belum kering suami menikah lagi. Tapi, bukankah aku jauh lebih buruk daripada Haji Yunus. Aku merusak anak gadisn
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status