Share

Terlambat

“Nanti, Yah, setelah menikah saya akan ajarkan Indah untuk pakai jilbab. Sekarang belum bisa, sebab saya belum jadi suaminya.” Aku berbohong.

Sudah ratusan kali aku mengingatkan Indah. Katanya percuma saja, karena kami dua kali atau tiga kali dalam seminggu tidur bersama. Merusak esensi jilbab kata Indah.

“Kau pasti dah tidur dengan Indah, kan? Makanya tak mau melepaskan dia?” Benar, tebakan ayahku tidak meleset. Aku tidak membantah karena aku berbohong juga akan ketahuan. “Betul ternyata, kau tak ada bedanya dengan Ayah dulu.”

“Maksud, Ayah?” Aku tidak tahu apa yang dikatakan olehnya.

“Intinya, nasab kau itu tak bertemu denganku, Angga. Tapi jangan takut, warisan tetap Ayah bagikan, sebab anak ayah cume due, tak ade lagi. Dah, jangan terlalu dipikirkan. Manusia tempatnya khilaf dan dosa. Selagi masih ada nyawa masih bisa tobat.” Ayah masuk ke kamarnya.

Di usia memasuki kepala tiga ini aku baru sadar kalau aku anak di luar nikah. Tidak ada yang pernah cerita padaku. Aku ingin ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status