Share

Remang-remang

Kemudian dosa kami terus berlanjut mulai dari satu jengkal kulit ke jengkal kulit lainnya. Rayuan, jeritan yang tertahan, dan semua yang kami lewati menjadi melodi dalam dosa yang aku hempaskan semuanya.

Kami melepas kebersamaan seperti saat di kota walau tanpa menikah. Bahkan dari Om Andi aku mendapatkan apa yang selama ini kurang dari Bang Angga.

Dua jam katanya dia menyewa kamar ini. Namun, setelah kami selesai berpetualang, Om Andi tak juga beranjak walau waktu telah habis.

Aku malas bertanya, aku memutuskan tidur menggunakan kain panjang entah milik siapa. Rasa ngantuk dan lelah mendominasi dari ujung rambut sampai kaki.

Perlahan-lahan suara gedoran pintu terdengar. Om Andi memakai kain sarung dan baju kaus lalu aku lirik membuka pintu sedikit. Ia keluar dan menutupnya lagi, mungkin pemilik kamar ini meminta kami pergi.

Aku beranjak, tapi dia masuk lagi. Aku lihat Om Andi merogoh dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang lalu memberikan pada seseorang di depan pintu. Sete
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status