Share

Tak Berdaya

Aku masih di kamar hotel, selesai mandi dan bersih-bersih. Entah sudah yang keberapa kali kami seperti ini, tapi untuk lari juga tidak bisa. Kamar dia kunci, handphoneku tidak ada dan ada sosok lain sudut kamar. Lama-lama aku terbiasa melihat makhluk menyeramkan ini.

Harusnya aku dengarkan kata Kimmi. Sekarang, nasi sudah menjadi bubur. Aku ingin pergi darinya, aku tak mau selama-lamanya jadi budak cinta pemuas nafsu. Saatnya mengedepankan logika dibandingkan cinta.

Baru saja dibicarakan, Om Andi pulang. Dia berjalan agak terhuyung, mungkin habis minum. Aku tak mau mendekat ke arahnya.

“Nora!” panggilnya dengan nada tinggi.

“Hmm.” Aku hanya jawab itu saja.

“Nora, sini!” Tangannya melambai ke arahku. Mulanya aku enggan.

“Iya, Om, kenapa?” tanyaku dan dia menarikku sangat kuat.

“Lihat ini.” Dia memamerkan bekas lisptick di kerah baju dan lehernya, jangan lupakan di bagian dada. Mengerikan sekali nafsunya, kupikir denganku sudah cukup tadi.

“Ya, terus?”

“Kamu sama saja dengan mere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status