Share

Pelakor

Liburan tipis-tipis telah selesai. Aku sudah bersiap kerja menggunakan jasa grab seperti biasa. Ilham tak menghubungiku tadi malam. Padahal kami rencana nonton malam ini. Awas saja kalau dia mangkir, akan aku kejar sampai dia menjadi milikku. Bukan, tepatnya menjadi milik si selendang merah.

Sampai di kantor aku melanjutkan pekerjaan seperti biasa. Tapi … tunggu dulu, ada pemandangan aneh yang aku lihat. Bagian HRD yang terkenal killer salah satunya sedang ngobrol santai sama Kimmi. Hah, yang bener aja?

Bukannya bapak itu sudah nikah, ya. Apa Kimmi berencana jadi pelakor? Atau aku saja yang nggak bisa berpikir baik-baik. Tapi dari kemarin, loh, mereka akrabnya. Istrinya juga santai banget.

“Kimmi, kok, makin lengket kayak perangko,” tegurku padanya ketika Kimmi baru duduk.

“Apa, sih, biasa aja, sih. Lagian emang kenapa? Selingan, kan, biasa. Kayak kamu sama Oom tua itu siapa namanya,” cibir Kimmi.

“Om Andi. Hubungan kami bukan selingan. Dia udah ajak aku nikah tapi aku yang belum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status