Share

Permohonan Pertama

“Bawak sini, biar aku adzankan keponakan aku.” Aku menoleh ke belakang ketika Sahrul muncul. “Dah, tak usah pikir perkare kite dulu. Bawak sini anak Nora, harus diadzankan, Andi.” Wajah Sahrul tak terlihat menghinaku. Dia betul-betul meminta anakku dengan baik.

Demi kebersamaan dan keselamatan aku berikan anak kami pada pamannya. Dengan fasih Sahrul adzan. Tak terasa air mataku menetes begitu juga dengan dia. Sahrul sudah lebih dahulu menikah dari Nora tapi belum diberikan anak. Mungkin karena itu dia terharu.

“Keponakan Pak Cik, jadi anak baik, ye.” Sahrul memberikan lagi bayi itu padaku. “Andi, titip salam dengan Nora. Ini dari aku untuk Nora dan anak die. Nora punya hak untuk menerimanya, kau tak boleh melarang.” Sahrul meninggalkan rumahku yang dulu dikatakan kandang kambing. Sesekali dia melihat ke belakang mungkin ingin bertemu adik kesayangannya.

Mak dukun sudah selesai mengemas Nora. Dia ke belakang dan mencuci tangan serta bagian tubuh yagn terkena air ketuban katanya. Ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status