Share

Pesan Emak

Terus kenapa masih mempertahankan agama ini. Lebih baik hidup sepertiku yang bebas tanpa kewajiban. Kalau ujung-ujungnya sama saja masuk neraka, bukan? Kadang aku berpikir jadi lelaki itu enak. Sudah di dunia kuat di akhirat jelas masuk surga dan disambut bidadari yang cantik jelita.

“Bang, tolong, Bang.” Panggilan Nora membuatku terkejut. Segera saja saku berlari. Emak memuntahkan kacang hijau yang disuapkan Nora.

“Tolong apa?” Aku juga bingung.

“Tolong pegang Emak sekejap ajee.” Nora sepertinya ke kamar dan dia membawa minyak yang aromanya hangat. Dia balurkan di dada dan punggung emakku. Beberapa saat kemudian emakku tertidur dengan tarikan napas sangat berat di dada.

“Bang, keluar kejap.” Nora menarik tanganku.

“Kenapa, Nora?”

“Bawa Emak ke rumah sakit di seberang besok. Nora ikut,” ucapnya hati-hati.

“Kau tahu Abang tak ade duit, kan?” Bukan aku tak mau, tapi ke mana aku harus meminjam? Namaku sudah telanjur buruk di depan orang lain.

“Tahu.”

“Jadi?”

“Jual perhiasan Nor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status