Share

Kilau Emas

“Bang, dah Shubuh?” Nora terbangun dengan mata yang belum terbuka.

“Belum, kejap lagi.” Aku berbaring. Tulangku serasa lepas melihat wajah makhluk tadi. Untung saja jantungku tidak berhenti berdetak.

“Bang, Nora rindu betul dengan Abang.” Aku paham apa maksudnya, tapi rasanya sudah tidak penasaran seperti dulu. Lagi pula apa dia tak lelah seharian di kota seberang mengurus banyak hal.

“Besok aje, Nora, hari ini Abang penat betul.” Dia langsung cemberut dan tidur lagi. Terserah.

Lalu Shubuh masuk tak lama setelah itu. Nora bangun, dan lekas Sholat. Aku melihat tata caranya beribadah di dekat jendela. Samar-samar aku lihat ada penampakan yang katanya peliharaan atuk dulu. Tapi dia langsung menjauh ketika mendengar Nora mengaji.

“Bang, kita tak buat tahlilan untuk Emak?” tanya Nora sambil melipat telekungnya.

“Nora, duit dari mane? Abang pakai duit Nora dah banyak.”

“Paling tidak hari pertame sampai ketige, Bang, tujuan untuk orang tahu kalau Emak dah tak ade.”

“Ade tak ade Emak,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status