Share

Peliharaan

Emak kami makamkan di kota seberang saja. Sebab untuk dibawa pulang kampung ternyata harus menyewa pompong yang sangat mahal. Bahkan uang hasil penjualan emas milik Nora saja tidak cukup karena telah dipotong biaya rumah sakit dan mengurus penguburan Emak.

Sejenak aku terpekur di depan pusara emakku. Satu demi satu orang yang aku sayangi pergi. Mulai dari atuk yang katanya kalah bertarung dengan Haji Yunus, ayahku yang kena imbasnya sampai sakit, dan terakhir Emak. Tinggallah Nora dan anakku dalam kandungannya.

Sepanjang perjalanan pulang kami hanya diam membisu. Nora memeluk tanganku dan bersandar di bahu. Pergi bertiga pulang berdua dalam waktu sehari semalam sangat menyakiti hatiku. Ditambah berpapasan pula lagi dengan Sahrul.

“Ehm, Nora, Abang turut berduka cita, ye. Tak ape, namenya orang hidup dah sampai ajalnye.” Seharusnya dia bicara seperti itu padaku, tapi terserah. Aku tidak mau ribut karena hal-hal kecil. Nanti saja kalau ada masanya dia akan aku buat meminta ampun di b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status