Share

Rasa Yang Hilang

"Om ngapain? Masih nggak rela sepatunya buat bundaku?" tanya Aryan memecahkan keheningan.

Hanan hanya bisa menatap Aryan sendu, dia tidak menyangka hari ini bisa bertemu dengan putra yang sangat dia rindukan.

"Apa kabar, Mas?" Naya akhirnya mampu tersadar dari keterkejutannya bertemu dengan Hanan.

"Ba-ik, Nay. A-pa dia putraku?" Tangan Hanan gemetar menunjuk pada Aryan yang sedang memandangnya dengan penuh tanya.

Naya mengangguk dan segera menarik lengan Aryan untuk berdiri di sampingnya. Jujur ada rasa takut jika sampai Hanan merebut Aryan darinya, tapi Naya juga tidak boleh egois hingga Aryan tidak mengenal siapa ayah kandungnya.

Netra Hanan berkaca-kaca melihat Aryan, putra semata wayangnya kini telah berada di hadapannya. Secara tak sadar Hanan melangkah mendekat hendak memeluk Aryan, tapi Naya buru-buru memundurkan langkahnya memegang erat lengan Aryan.

"Jangan terburu-buru, Mas. Aku butuh waktu menjelaskan pada Aryan siapa kamu sebenarnya," ucap Naya membuat hati Hanan sakit.

"A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status