Share

bab 16

Damar mencium punggung tangan Sulis, ibunya, saat akan berangkat ke sekolah untuk kegiatan Persami.

"Bu, Damar berangkat dulu ya," ujar Damar seraya mengelus dan mencium kepala adiknya.

Adinda yang sedang tertidur dalam gendongan ibunya menggeliat sedikit lalu kembali anteng.

Ibunya menangkup wajah Damar dan mencium wajah dan pipi anak sulung nya.

"Iya. Hati-hati di jalan, Sayang. Nanti malam kalau tidak hujan dan adikmu tidak rewel, ibu akan menengokmu," ujar Sulis.

Damar mengangguk dan tersenyum sumringah lalu mengayuh sepedanya dengan riang.

Jarak sekolah dengan rumah Damar cukup jauh, sekitar dua kilo. Bukannya di sekitar rumah Damar tidak ada sekolah, tapi memang Abdi dan Sulis memilih sekolah negeri agar biaya sekolah nya lebih murah dibandingkan sekolah swasta yang ada di dekat rumah Damar.

Setelah berjalan hampir dua kilo dari rumah dan mendekati sungai, mendadak rantai sepeda Damar putus, sehingga tidak dapat dikendarai lagi.

"Ya Allah, kenapa mesti putus sekarang sih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
fshafira296
Lanjut thor
goodnovel comment avatar
Ipa Taufiq
lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status