Share

Bab 21. Calon Mantu

Aku terbangun, di sebelahku ibu masih tertidur dengan ponsel di genggaman. Senyumku terbersit mengingat tadi malam.

“Malam-malam kok masih telponan, to, Nduk. Apa tidak tidur?”

“Iya, Bu. Ini Alex sungkan karena tadi tidak pamit,” jawabku sekenanya. Tidak mungkin aku bilang, kami telponan gara-gara dia kirim pesan- aku kangen.

Justru ini awal mula kejadian. Ibu justru bergabung video call dengan kami. Dari ruang depan, dan pindah ke dalam kamar. Pembicaraan yang lama-lama didominasi, membuatku tersingkir dengan teratur. Entah sampai pukul berapa ibu dan Alex berbincang. Aku pun tidak kuat, menyerah, dan tertidur.

Jarum jam menunjuk angka tiga, aku masih ada waktu untuk menulis.

Sekali lagi aku menatap ibu. Wajahnya yang menunjukkan usia, terlihat damai dengan senyum tersungging. Mungkin bermimpi bertemu bapak, atau justru memimpikan terkabul keinginannya. Bersalaman di resepsi pernikahan dengan membusungkan dada, seolah menyatakan kalau anak semata wayangnya bukan wanita yang tida
Astika Buana

Hai, Pembaca kesayangan. Terima kasih atas supportnya. . Jangan lupa, untuk bahagia selalu apapun keadaannya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ribut Rinawati
wahh..cerita makin menarik nih.sukaaa..deh.
goodnovel comment avatar
Defi Andriani
suka suka suka. alex kocak. gaya dia PDKT ke raya lucu
goodnovel comment avatar
X-Mas 9209
guuud guuud guuuuud
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status