Share

Bab 20. Cinta Pertama

Canggung. Itu yang menguar di mobil besar ini. Dalam perjalanan sampai tiba di rumah pun, kami diam tak berbincang. Rasa serba salah karena kejadian tadi benar-benar menciptakan jarak.

Sampai di hunianku, kawasan mulai sepi. Memang tempat aku menjadikan pilihan karena lingkungannya tidak terlalu padat dan nyaman.

Lampu depan sudah menyisakan keremangan, pertanda ibu sudah merajut mimpi di kamar. Tangan ini yang sedari awal meremat sabuk pengaman, mulai mengendur. Kami sudah sampai, dan aku bisa mengistirahatkan jantungku yang berjingkrak tak karuan.

“Raya.”

“Hmm ...?”

Dia tidak kunjung berucap, justru melepas sabuk pengaman dan mengarahkan badan ke arahku.

“Kamu pasti bertanya-tanya, kenapa dari pertama kita bertemu aku berupaya dekat denganmu?”

Hatiku bersorak. Akhirnya, rasa penasaranku sebentar lagi terbayar.

“Iya. Aku sangat penasaran. Kamu bukan laki-laki yang tidak laku atau susah memilih wanita. Tanpa kamu berusahapun, wanita cantik, pintar, mempunyai kelebihan akan berkerub
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status