Share

Bab 44 Tidak Ingat

Tiga jam lebih berlalu, Ervan mulai memberi reaksi. Matanya yang tertutup tampak bergerak. Jemarinya juga demikian. Membuat Gea yang tertidur sambil memegangi tangan Ervan pun menjadi terbangun.

Gea mengedipkan mata beberapa kali untuk menajamkan kembali penglihatannya. Setelah semua nyawanya sudah terkumpul dan pandangannya kembali normal, Gea terkejut melihat Ervan sudah membuka mata.

Air mata menetes tanpa diminta. Gea berucap syukur berulang kali karena suaminya sudah sadar.

"Alhamdulillah," ucap Gea sambil menangis haru.

"Mas," panggilnya.

Ervan menoleh pelan ke arah Gea. Ia meringis saat kepalanya berdenyut. "Sshh!"

"Aku dimana?" tanya Ervan dengan suara serak.

"Kamu lagi di rumah sakit, Mas," jawab Gea. Sementara Ervan mengernyit tanpa bicara. "Tadi, kamu ditemukan pingsan sama Dokter Fredy. Katanya kamu habis dirampok, Mas. Kasusnya masih diselidiki sama polisi."

"Dirampok?"

Gea mengangguk. "Iya. Mas nggak ingat?"

Ervan hanya diam. Berusaha mengingat kejadian itu, namun ia kes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status