Share

Ilham Mulai Posesif

“Yas, aku di sini. Maafkan aku. Bukan aku bermaksud bersembunyi. Tapi ...” Ilham menjeda kata-katanya sendiri. Dia berbicara pada diri sendiri, saat Tias tertidur lelap.

“Ah ... tapi aku tidak bisa jujur padamu. Aku takut kamu marah. Aku tidak bermaksud menghilang. Aku ingin memberikan kamu hidup yang layak. Ternyata, aku terlambat.”

Ilham menunduk. Dia menghirup nafasnya dalam-dalam. Ada beban rasa yang menimpanya berpuluh-puluh ton beratnya. Sesak dada tidak mampu dia kendalikan, hingga sudut matanya meluncur air bening menetes di atas telapak tangan Tias, dan wanita itu menggenggamnya dengan reflek. Padahal dia dalam posisi terlelap.

Ilham terpaku. Dia seperti mendapat wangsit, bahwa ini bertanda bahwa Tias yang akan menghapus dukanya. Tias akan menjadi pelipur lara, ketika jiwanya merasa terguncang. Dia tempatnya kembali saat lelah dan butuh pelukan. Tias seolah telah mengakar dalam aliran darahn

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status