Share

138. Dimarahi Dua Wanita tercantik.

Lampu mobil menyorot pagar besi kediaman rumah Ibrahim. Warna putihnya benderang memantulkan cahaya. Nomor rumah di samping gerbang berwarna keemasan menyilaukan mata.

"Loe gak mau turun, Bro?"

David menoleh ke arahku. Aku menggeleng pelan, "Males gue."

"Udah tengah malam nih, loe males. Nah, gue harus cepet pulang. Ada yang nungguin gue di rumah," bebernya.

Perkataan David menyadarkanku status kami telah berbeda. Ia bukan seorang pria lajang lagi seperti dulu. Tentu saja tak bisa pulang larut malam seenaknya.

Pintu pagar berderit. Perlahan besi tebal itu bergeser. Seorang security berdiri di samping pagar dan tersenyum ke arahku.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status