Share

191. Wulan Di mana kamu?

Keesokan paginya ….

Aku tak dapat tidur barang sedetik. Otak berpikir dengan keras hingga kantuk sirna, terjaga hingga pagi. 

"Da*n. Aku tak bisa menunggu lagi."

Aku segera menyibakkan selimut. Mengambil tongkat penyangga di samping ranjang. Berjalan menuju pintu. Matahari belum nampak, di luar masih gelap. 

Kamar Wulan. Tujuanku adalah kamar gadis cempreng itu. Berharap dia sudah kembali di kamarnya. 

Mengangkat telapak kaki kanan lebih tinggi agar tak membentur lantai. Mencengkeram dengan erat pegangan besi penyangga. 

Ceklek. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status