Share

Bab 41. Pemberontakan Batin.

Entahlah Amar Mea? Ayah tidak mengerti dengan dirimu. Kau ini sangatlah keterlaluan! Anak sendiri bisa gugur di tanganmu sendiri," dengan sangat gusar, tuan besar Sahu Mea Malawi menuding anak tunggalnya.

"Maafkan aku Ayah! Aku tidak tahu jika Mary Aram sedang mengandung," Amar Mea Malawi duduk di samping pembaringan istrinya sambil menutup wajah penuh penyesalan.

"Mengandung tidak mengandung, kau tetap harus memperlakukan istrimu dengan bermartabat!" Tuan besar Sahu Mea Malawi berusaha mengendalikan emosinya agar tidak menghajar Amar Mea Malawi.

"Ya Ayah! Aku salah," Amar Mea Malawi mengakui kesalahannya, ia meraih telapak tangan Mary Aram dan mengecupnya. "Entah mengapa jika menyangkut Mary Aram, hatiku selalu dikuasai rasa cemburu akan pria lain?"

Akhirnya tuan besar Mea Malawi tidak dapat membendung kesal. Tuan besar itu tidak tahan melihat Mary Aram yang terbaring kaku seperti boneka, maka ia pun menampar putranya sendiri.

"Sadarlah! Kau itu sangat beruntung mendapat istri cantik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status