Share

Disita

Hampir seminggu, berita di televisi hanya berkutat tentang gedung ambruk yang dibangun Mas Rian. Banyak opsi bermunculan, banyak pendapat ahli yang memperkirakan penyebab kejadian, bahkan demo keluarga korban tak henti menjadi sorotan. Tercatat sampai hari ini, 5 korban jiwa telah melayang, 15 orang kritis, 30 orang mendapat luka ringan dan sudah bisa dipulangkan dari Rumah Sakit.

Bian menunduk lesu saat berita itu kerap terdengar olehnya, beberapa hari ini nafsu makannya pun ikut berkurang.

"Sayang, Bian kenapa?"

Aku memeluk tubuhnya dari belakang.

"Mah ...," lirihnya melirik wajahku.

"Apa sayang, bicaralah."

"Boleh nggak kalau Bian ingin ketemu Papah Rian?" tanyanya ragu.

Bola mataku menatap lekat, melihat kejernihan matanya yang tulus.

Apakah Bian lupa sakitnya diabaikan Papahnya?

Apakah dia lupa saat laki-laki itu lebih memilih Zain daripada dirinya?

"Bian yakin?" tanyaku memastikan.

Bian mengangguk pasti.

"Baiklah, mari kita berangkat sekarang," ajakku.

Wajah Bian terlihat baha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ati Husni
senang punya anak penyayang seperti bian
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status