Share

Part 40 Menerima

Aku terdiam untuk beberapa saat setelah kepergian Mas Feri. Kemudian melangkah ke kursi kerjaku dan menghenyakkan bobotku di sana. Ketengadahkan kepala di sandaran kursi dan menghirup udara pelan. Pikiranku larut dengan kejadian-kejadian beberapa menit lalu. Rasa sakit, perih yang dibalut amarah masih berkecamuk di hati. Aku benci  lelaki itu. Benci!

Sakit yang ia torehkan dua tahun lalu belum sempurna kusamarkan. Kini, ia datang dengan tak tahu malu, berbuat seolah-olah ia masih pantas untuk kuperhitungkan. Kanker servik? Hhh! Mungkin itu memang balasan yang setimpal untuk wanita jala** itu.  Apakah ia sudah insyaf? Bagaimana rupanya saat ini?

Mas Feri! Iya, aku ingat dia. Aku ingat bagaimana ia berusaha menyelamatkan dan membelaku di hadapan Mas DIvo.  Tapi, mengapa ia tak membantah semua tudingan Mas Divo? Dan Kenapa ia seperti tak ingin jujur padaku? Padahal, walau aku sedikit kaget, tapi aku tidak membencinya karena itu.  Karena s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status