Share

Semilir Angin Tambak Wedi

"Aduh.." Kakiku tersandung bebatuan

pantai Tambak Wedi Surabaya. Pantai dengan spot Jembatan Suramadu.

"Kamu nggak apa-apa?" Tangan Daniel

menahanku yang hampir jatuh

"Sakit, Mas."

"Ayok naik." Daniel membungkukkan

badannya. Dia memintaku untuk naik kepunggungnya.

"Nggak usah, Mas." Aku menolak.

"Udah cepetan. Aku bawa kamu ketempat duduk

lesehan dibibir pantai." Aku masih ragu untuk menaiki punggung Daniel.

"Cepataaan.. Tenang aja, aku kuat, kok."

Aku menaiki punggung Daniel perlahan.

Daniel membawaku kebibir pantai. Kami duduk

ditikar yang sudah disediakan oleh para pedagang disana.

Daniel memesan dua susu jahe hangat untuk kami.

"Sini kakinya, aku pijitin. Sakit, kan?"

"Wah.. Selain menikmati semilir angin pantai,

kita juga bisa menikmati service pijatan, ya?"

Aku dan Daniel tertawa. Aku meluruskan kakiku,

kemudian Daniel memijatnya perlahan.

"Enak juga mijitnya. Belajar dari mana?"

"Seperti kata kamu. Bakat terpendam."

Kami kembali tertawa.

"Indah sekali viewnya. Lampu kelap kelip
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status