Share

2. Satu Putaran Lainnya (2)

Dia merasa seperti jatuh ke jurang maut.

Perasaan ditelan dalam kegelapan tak berujung, terasa lebih nyaman dari yang dia pikirkan sebelumnya. Apa pun itu, itu lebih baik daripada ketika dia ada sebagai penghalang hubungan cinta antara suaminya dan Luelle yang memuakkan.

Dia berharap dia tidak akan bangun dari tidur ini jika memungkinkan karena neraka adalah satu-satunya tempat untuk bangun. Tetapi,

‘Anj#n9!'

-“Sashal, kau sudah bangun? Kau tidur cukup lama kali ini.”-

"Shan?"

Dia kembali ke penjara lembab memuakkan yang telah menahannya, sekali lagi, untuk ke-sembilan kalinya. Alih-alih mati, dia selalu kembali ke diri Sashal lima bulan sebelumnya.

-“Hei nona, kau baik-baik saja? Kondisi internalmu sedikit…”-

Shan, serigalanya, tidak pernah mengingat pengalaman putaran waktu mereka, bahkan untuk yang ke-sembilan kalinya. Ini adalah kehidupannya yang ke-sepuluh setelah sembilan kali memutar waktu. Ini sangat memuakkan.

Dia kembali ke masa lima bulan sebelumnya, sebelum ia dieksekusi mati di alun-alun ibukota. Kembali ke masa-masa saat dia menghabiskan empat bulan di penjara ini karena kelompok serigala bajingan yang menculiknya. Jika dihitung-hitung, dia telah menghabiskan tiga tahun dalam putaran waktu yang berulang tanpa tahu bagaimana caranya keluar.

Seluruh darahnya seakan terkuras dari wajahnya. Kegelapan yang menenangkan itu hanya sesaat. Dia belum pulih dari rasa sakitnya dan merasa terlalu kejam untuk segera Kembali melihat suaminya, Jermaine.

"Kurasa tidak ada yang bisa kulakukan untuk mengubah putaran waktu ini, hmm?"

-“Apa yang kau bicarakan, nona? Putaran waktu apa? Ayo cari cara untuk mengeluarkan kita dari sini."-

"Sebentar lagi, mereka akan datang."

-"Siapa? Para keparat itu?"-

'Bukan. Tapi orang lain yang akan menyelamatkan kita, Shan.’

- "Huh, apakah ada orang seperti itu setelah kita menghabiskan empat bulan terkutuk di tempat ini!?" -

Benar, pikirnya. Kemudian terlintas di kepalanya, sosok perak meraung gila-gilaan untuk menghentikan eksekusinya di kehidupan sebelumnya yang baru berakhir. Itu adalah pertama kalinya hal seperti itu terjadi setelah melalui begitu banyak eksekusi.

'Seseorang sangat ingin menyelamatkanku, tapi aku tidak mengenali orang itu.'

Sosok serigala perak yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Sashal membelai perutnya, 'Kira-kira, siapa orang itu? Akankah aku bisa bertemu dengannya dalam hidup ini? Setidaknya, untuk menanyakan alasannya?’

KWANG! Jeruji besi terbelah.

“Yang Mulia! Sashal, haaa, aku... akhirnya menemukanmu."

Pria gagah itu memasuki ruangan yang memenjarakannya selama empat bulan. Dia adalah Ansel, seorang duke beta dan teman masa kecilnya. Dia memeluk Sashal. Dia memastikan Sashal dalam kondisi baik untuk dikawal kembali ke Istana.

'Jadi, aku akan kembali ke tempat itu, ya?'

- "Hei, mengapa kau tampak enggan untuk kembali ke rumah kita? Dasar nona ini," - Shan bersemangat tetapi khawatir tentang gelombang cemas dalam diri Sashal.

'Rumah? Itu bukanlah rumah kita, Shan. Kau akan tahu mengapa.'

Dibandingkan dengan tempat yang disebut rumah, waktunya dikurung selama empat bulan di penjara ini adalah lebih baik, meskipun dia hanya memiliki sedikit ingatan tentang bagaimana hari-hari penculikannya terjadi.

Karena waktunya di Istana lebih seperti neraka daripada tempat ini. Di Istanalah orang yang dicintainya akan membunuhnya berulang kali. Ini seperti seseorang yang sengaja mempermainkan hidupnya sampai puas. Namun, sepertinya itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Dia terjebak di masa ketika segala sesuatu tampaknya sudah beres. Dia menjadi ratu untuk suaminya, Raja Alpha dari semua serigala, Raja Jermaine, di atas takhta. Dia secara alami tetap berada di posisi itu selama lima bulan ke depan, dikurung di dalam penjara yang stabil dan mengerikan dari persahabatan yang rumit antara tiga orang.

Hidup Sashal hanyalah sebuah pengorbanan. Ratu serigala yang cantik dan berbudi luhur serta ibu kerajaan yang baik hati. Tapi mahkotanya lah yang akan membunuh kewarasannya.

Tetap saja, setiap saat, Sashal bertahan dengan satu harapan – cinta suaminya.

"Tapi kali ini, aku tidak akan melakukan apa-apa, Jermaine."

Ansel, sahabatnya sejak kecil, mengernyit getir saat melihat tatapan kosong Sashal, yang menyerupai mata ikan mati, sedang memandang ke luar jendela kereta kuda. Dia ingin menanyakan banyak hal kepada Sashal, tetapi dia menahannya.

Sashal berkedip perlahan.

'Hari ini sama seperti hari itu.' Ia mulai mengenang awal dari segala kemalangannya terjadi.

Hari itu, cuacanya juga bagus, dan perjalanannya lancar. Sashal dan Jermaine sedang dalam perjalanan pulang ke Istana dari agenda pemeriksaan wilayah.

Ia mengelus perutnya yang masih terlihat rata meski ada janin di dalamnya.

Belum ada yang tahu tentang kehamilan mudanya, selain Shan. Dia ingin suaminya yang menjadi orang pertama untuk mengetahuinya. Dia berencana untuk mengejutkan suaminya, Jermaine, dengan kabar gembira ini saat mereka sudah tiba di Istana. Tapi pertarungan sengit pecah jauh sebelum mereka tiba di Istana.

Segerombolan serigala bajingan menyerang rombongannya, yang melebihi jumlah pasukan kerajaan.

Pertempuran sengit tak terhindarkan.

Sashal juga bergabung dalam pertarungan dalam wujud serigalanya, Shan. Tapi karena dia hamil kurang dari satu bulan usia kehamilan, dia ceroboh dalam mengendalikan kekuatannya. Dia hampir kehilangan bayi yang dia tunggu selama lima tahun pernikahannya dengan Jermaine. Satu-satunya pilihan adalah dengan mengurangi kekuatannya, atau dia akan kehilangan bayinya.

Tetapi ketika ia mengurangi kekuatannya, para bajingan berhasil menculiknya.

Dan selama empat bulan berikutnya, dia dikurung di ruang bawah tanah yang lembap dengan hanya satu jendela kecil. Sinar matahari tidak pernah menimpanya, dan udara malam selalu dingin.

Para penculiknya secara teratur memberinya makanan dan air yang cukup untuk membuatnya tetap hidup, tetapi tidak cukup untuk memberinya kekuatan untuk melawan.

Setiap bulan purnama, Shan berusaha keras untuk membebaskan diri dari tempat itu, tetapi usahanya tidak pernah membuahkan hasil.

Hingga Ansel datang untuk menyelamatkan mereka, seperti hari ini.

“Yang Mulia, sebentar lagi kita akan tiba di Istana. Ada banyak orang sudah menanti kepulangan Anda.”

Sashal, masih dengan tatapannya yang seperti mata ikan mati, menjawab dengan lirih. "Aku meragukan itu."

Kereta kuda memasuki halaman utama Istana. Para pelayan dan beberapa bangsawan lainnya berkumpul untuk menyambut kepulangannya. Hampir semua orang yang menunggunya menangis sejadi-jadinya, lalu menyapa Sashal dengan hangat saat ia turun dari kereta kuda.

Kecuali Jermaine, yang berada di barisan depan. Ia membeku.

.

.

.

Dalam kehidupan pertamaku, kupikir reaksi Jermaine yang tidak bisa berkata-kata adalah karena dia terkejut dan terenyuh oleh kepulanganku. Aku pikir dia tersedak oleh emosi lega yang berputar-putar karena aku akhirnya kembali ke pelukannya.

Tetapi setelah sembilan kali mengulangi adegan ini, aku jadi tahu bahwa reaksi kaget Jermaine adalah karena alasan lain.

“Sashal! Maks- Maksudku adalah, Yang Mulia Ratu! Saya sangat senang Anda akhirnya kembali! Saya merindukan Anda!" Luelle mendapat kesempatan pertama untuk memelukku setelah aku turun dari kereta.

Semua orang tahu seberapa dekat aku dengan Luelle, sahabatku sejak menginjak remaja dan seorang dayangku. Dalam kehidupan pertamaku, dia juga melakukan ini: memelukku. Dan aku menerima pelukannya dengan perasaan sangat lega bercampur bahagia.

Tapi setelah kehidupan pertamau, pandanganku teralihkan ke tempat lain.

Aku menurunkan pandanganku ke perut Luelle yang masih rata.

Di dalam sana, ada anak dari suamiku.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status