Share

Cinta Membara Seorang Luna Yang Diabaikan
Cinta Membara Seorang Luna Yang Diabaikan
Author: Isa Ann

1. Satu Putaran Lainnya

Sashal memperhatikan sosoknya dari cerminan di jendela. Ada yang kurang dari dirinya, pikirnya.

"Ah..."

Dia memasang mahkota di kepalanya.

Sekarang, itu terlihat lebih seperti dia. Mahkota cocok untuknya.

Pandangannya turun. Dia membelai perutnya yang menonjol sambil menggumamkan sesuatu melalui rahangnya yang terkatup.

Mata hijau Sashal dipenuhi dengan penyesalan. Matahari bersinar melalui jendela dan menyorot ke wajahnya yang cantik, yang tampak seperti boneka. Tapi Sashal tidak bisa merasakan kehangatan cahaya itu. Begitu pula gaun mewah dan mahkota ratu bangsawan yang ia kenakan, yang tampaknya tidak ada artinya sama sekali.

'Shan, bulan purnama hampir tiba.' Dia berbicara kepada serigala di dalam dirinya, yang memutuskan untuk tidak menanggapi.

Sashal menyeringai kecut. “Apakah kau merajuk sekarang? Maaf karena selama ini kau tidak bisa merasakan bulan purnama.”

Dari dalam dirinya, emosi yang melonjak seperti hendak mencekiknya, berasal dari serigalanya.

-"BERTARUNGLAH! Apa yang kau lakukan hanya dengan berdiri diam seperti ini?! Sial, hancurkan para babi itu!”-

Serigala Sashal, Shan, memiliki kutukan yang menyegarkan. Sashal sering bertanya-tanya apakah mungkin Shan adalah manifestasi kelam dari kepribadiannya berdasarkan rentetan kata-kata kotor yang pernah keluar darinya.

"Maafkan aku. Aku sangat... kelelahan sekarang. Sekarang, tidurlah, Shan."

- “Tunggu-tunggu! Oh tunggu! Cewek ini! Heeeii!”-

Suara seseorang berlari semakin dekat. Pintu kamar terbuka dengan keras. Bella, pelayan setianya, datang dengan wajah pucat.

“Yang Mulia! Tolong, tolong lari sekarang. Para bajingan gila itu sudah ada di sini! Tolong, setidaknya larilah demi nyawa anak Anda!”

“Hmm, itu usaha yang sia-sia. Aku sudah mencobanya sebelumnya, Bels.”

"Ya?"

"TANGKAP DIA!" Segerombolan pasukan telah mengepungnya.

"TIDAK! Kalian tidak bisa melakukan ini pada Yang Mulia! Beraninya kau- Argh!”

Sashal mengerutkan kening saat dia melihat Bella ditangkap sebelum dia bisa bertransformasi menjadi sosok serigalanya. Sashal telah melihat adegan ini beberapa kali tetapi masih membuatnya patah hati.

Pasukan bersenjata segera memojokkannya. Beberapa dari mereka bahkan sudah bertransformasi menjadi serigala, mendesis kepadanya.

Jika itu setahun yang lalu, tindakan seperti itu mustahil dilakukan. Tidak ada yang boleh untuk bertransformasi di depannya tanpa ada perintah darinya.

"Dapatkan dia sekarang!" Pemimpin pasukan berteriak seolah-olah sedang menangkap penjahat yang memberontak, meskipun Sashal tidak melakukan apapun.

Ya, meski dia tidak melakukan apa-apa dan hanya berdiri di sana, auranya saja sudah cukup untuk membuat pasukan bergidik.

Mereka menahan tubuhnya dengan merantai tangannya erat-erat, lalu memasangkan kalung penindas di lehernya. Dengan itu, Shan, serigalanya, tidak terdengar lagi.

Sashal tertawa datar. Dia menoleh, menghadap ke jendela lagi, menatap turun ke seseorang di luar jendelanya.

Wajah dingin suaminya memenuhi pandangannya. Hingga is tiba di panggung eksekusi, hanya wajah suaminya yang terekam jelas di matanya.

Orang-orang melemparkan kerikil dan kotoran kepadanya. Wajah cantiknya sekarang berlumuran darah dan kotoran. Rambut hitam Sashal yang dulu berkilau seindah malam, kini kusut dan kotor seperti rambut tikus di selokan. Lidahnya dibakar, lalu ditaburi garam setelahnya beberapa kali.

Hukuman yang tepat untuk seorang wanita dengan lidah beracun, kata mereka.

Bayi dalam kandungannya juga menjadi sasaran kemarahan rakyat. Tidak ada yang bisa dia lakukan.

Sashal mengangkat kepalanya. Menyaksikan deretan bangsawan lain di panggung seberang, duduk dan menyaksikan penyiksaannya, seolah-olah dia adalah tontonan yang menghibur. Suaminya, pasangan hidupnya, juga ada di sana. Dia adalah pelaku utama yang menempatkannya di panggung eksekusi itu.

Rasa malu dan jijik menyelimuti seluruh dirinya, tetapi Sashal hanya bisa memberontak melawannya dengan sikap diamnya.

Seorang wanita dengan rambut hitam panjang bergelombang, kulit seputih salju, dan mata coklat muda yang hampir berwarna emas, muncul di sisi suaminya. Keduanya berpegangan tangan.

'Ah, lagi? Aku sedang mengandung anaknya, tetapi suamiku menatap sahabatku dengan penuh perhatian. Ketika aku melihat kobaran api yang menyala di mata dingin itu, aku diserang oleh déjà vu.'

Luelle, wanita itu, menangis di pelukan suaminya.

'Suamiku telah jatuh cinta dengan sahabatku bahkan di kehidupan kami sebelumnya, higga rela untuk menyangkal keberadaan anak kami. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain menonton.'

'Dan oleh takdir yang kejam, aku adalah seseorang yang terus kembali ke saat yang tepat itu.'

Sashal telah melewati momen ini beberapa kali di kehidupan sebelumnya. Bahkan setelah mengubah bagian hidupnya yang berulang untuk menghindari momen ini, dia masih saja kembali ke ketidakberdayaan.

Sashal berusaha tetap tenang saat hakim membacakan kejahatannya. Beberapa adalah memang perbuatannya, tetapi beberapa lainnya adalah fitnah atau perbuatan yang telah dia lakukan di kehidupan sebelumnya, bukan kali ini.

Misalnya, kejahatan percobaan pembunuhan terhadap Luelle Lenbergh.

Tapi bukankah alasan untuk melakukan itu dibenarkan? Istri mana yang tidak gila ketika wanita rendahan merayu suaminya, sementara dia berjuang untuk melarikan diri dari penjara penculiknya, pada saat itu?

Sashal menghela napas kasar. 'Aku tidak melakukannya kali ini, tetapi mereka masih memasukkannya ke dalam catatan kejahatanku. Sungguh konyol, hmm?'

“Oh, Lady Luelle kami yang baik hati. Dosa apa yang dia lakukan hingga mengalami kekejaman dari wanita gila itu?”

“Itu benar, Lady Luelle kita sangat malang.”

“Tapi setelah ini, hanya ada jalan berbunga untuk Lady Luelle kita.”

“Ugh, bagaimana bisa wanita itu menjadi ratu kita? Tch.”

"Benar!"

“Mengapa mereka butuh waktu lama untuk menghukum mati wanita itu ?! Cih.”

Tentu saja, orang-orang yang selalu dia lindungi juga membela Luelle.

Dia pernah memimpikan surga di mana dia akan hidup bahagia selamanya dengan orang-orang terkasihnya. Tapi sekarang dia menyadari segalanya berbeda.

“Dengan ini, mantan Ratu Serigala Jochevelle X dari Kerajaan Southern Olf, Sashal Shalomett, dijatuhi hukuman mati atas semua perbuatan kejinya!”

Semua orang meraung kegirangan.

Sashal menurunkan pandangannya saat para algojo menyeret tubuhnya dengan kasar.

'Sayang, mama minta maaf lagi. Kau jadi tidak bisa menghirup udara di dunia ini lagi. Tapi bukankah itu sebuah berkah?'

“HENTIKAN, DASAR KALIAN BODOH! HENTIKAN! jangan! GRRAAWWLLL!” Seorang pria mengaum dengan liar, lalu mengubah wujudnya menjadi serigala.

Bulu peraknya berlumuran darah hampir seketika ketika dia mencoba menerobos pertahanan para algojo yang mengelilingi Sashal.

'Siapa orang gila perak itu? Hm, setidaknya dalam hidup ini, seseorang mencoba menghentikan eksekusiku. Tapi tetap saja, kau tidak perlu melakukannya.'

PTAS.

Sashal merasakan pedang menembus lehernya. Rasa sakit yang hebat hanya berlangsung singkat, dan kesadarannya berangsur-angsur kabur. Yang dia harapkan hanyalah kematian ini akan menjadi tiket keluarnya.

'Aku tidak akan menghembuskan nafas lagi di tempat terkutuk ini lagi!'

Hidup ini juga berakhir seperti sebelumnya, tapi.

.

.

.

"Anj#n9!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status