Kini sudah tepat 20 hari Harsya belum juga membuka kembali kedua bola matanya. Gadis cantik itu masih saja betah di dalam mimpi indahnya, semakin hari pun semakin menyiksa untuk Fajar. Bahkan kini Fajar terlihat sangat berantakan, janggut-janggut halus mulai tumbuh di wajahnya. Lelaki yang bisa terlihat bersih itu pun, kini sudah sangat berantakan. Rasa takut kehilangan yang ia punya mengubah dirinya menjadi orang lain. "Apakah kamu masih bentah dengan mimpi indahmu? Tidakkah kamu merindukan aku? Apakah kamu tahu bahwa lelaki brengsek yang menjadi penyebab dirimu terluka kini sudah mengetahui bagaimana keadaan mu Sya. Lelaki itu merasa bersalah, tetapi aku merasa dirinya tidak benar-benar merasa seperti itu. Ia bahkan ingin menjengukmu bersama kekasihnya yang sangat menjijikkan itu. Ah aku tidak habis pikir, kenapa Tuan Aldrich tidak bertemu dengan dirinya, agar Tuan Aldrich tahu seberapa menjijikkan lelaki itu dan seberapa tidak pantasnya lelaki itu bersanding dengan mu!" ungkap Faj
"Air," Bukannya menjawab pertanyaan yang Fajar lontarkan, Harsya malah meminta air dari lelaki itu. Sebenarnya sedari tadi Harsya sudah merasa tenggorokannya kering, tetapi waktu sangat tidak tepat bila ia meminta air sejak awal."Ini airnya," ucap Fajar dengan telaten memberikan air yang Harsya inginkan. Lelaki berusia 26 tahun itu juga membantu gadis yang ia cintai duduk terlebih dahulu agar Harsya bisa meminum air yang dirinya inginkan. Fajar juga sengaja tidak mendesak pertanyaan yang ia lontarkan kepada Harsya terlebih dahulu karena Fajar tentu saja sangat mengerti bagai sikap gadis yang hanya menganggap dirinya sebagai saudara itu."Sudah kan? Mau apa lagi?" tanya Fajar dengan lembut. Hati Harsya pun hangat mendengarkan perkataan lelaki itu, ternyata selama ini koma Fajar tidak berubah dan selalu saja bersikap hangat kepadanya. Bila kali ini Harsya boleh egois, Harsya hanya menginginkan Fajar tidak pergi dari kehidupannya. Harsya berpikir bahwa bila lelaki itu meninggalkan, maka
"Sudahlah, lebih baik aku tutup mata saja daripada mereka sadar aku sudah bangun. Tidak ada untungnya juga aku mendengarnya omongannya mereka karena pada akhirnya semua itu hanyalah kebohongan semata!" gumam Harsya dengan nada terluka. Untung saja ia menutup matanya di waktu yang tepat karena setelah ia menutup matanya, Aldrich menoleh ke arah dirinya karena Aldric merasa ada yang memperhatikan dirinya."kenapa Pa lihatin Harsya kayak gitu?" Arora sadar suaminya terlalu lama melihat ke arah ranjang dimana putrinya terbaring saat ini. Arora juga melihat ke arah suaminya melihat, Arora hanya melihat putrinya tertidur lelap seperti sedia kala."Enggak Ma, entah kenapa tadi Papa rasa Harsya sudah bangun. Namun, ternyata itu hanya perasaan Papa saja." Jelas Aldrich sambil tersenyum canggung agar istrinya tidak bertanya lebih baik lagi kepadanya."Yaudah Pa lanjut makannya cepat," ucap Arora sambil menyerahkan sesendok makanan ke arah mulut suaminya dengan begitu mesranya. Keduanya makan de
Hidup penuh dengan cinta mungkin idaman setiap orang namun tidak untukku, cinta itu hanya sebuah harapan yang hanya membuatku muak, cinta itu hanya sebuah kebohongan, cinta itu tidak ada, cinta hanyalah hayalan semu bagi orang-orang yang tak tau bahwa hidup ini hanya memerlukan uang untuk bertahan. Bila cinta itu nyata, kenapa banyak anak-anak yang terlantar, bahkan banyak janin-janin yang tak berdosa ikut direnggut haknya untuk melihat dunia ini, bukankah mereka berasal dari cinta??? Ayo katakan padaku, apa itu cinta? Bila cinta itu ada, mungkin tiada yang namanya panti jompo, bukankah orang tuanya telah merawatnya dengan cinta namun apa yang mereka lakukan pada orang tua yang sudah renta itu? Apa??? Mereka bahkan dengan tega hati menelantarkan orang tua yang merawat mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang, apa sekarang aku salah bila aku berkata bahwa di dunia ini tiada yang namanya cinta??? Sekali lagi aku tanya, apakah di dunia ini benar-benar ada yang
Harsya Pradigta adalah namaku, aku merupakan anak tunggal dari pasangan Pradigta, keluarga yang terpandang di dunia bukan hanya dunia orang-orang biasa namun juga terkenal di dunia kegelapan, ya maksudku adalah dunia Mafia.Pradigta sendiri bukan nama asli keluargaku, nama Pradigta diberikan seseorang kepada ayahku karena ia berhasil menyelamatkan pria malang tersebut.Sebenarnya kedua orang tuaku bukan orang pribumi, mereka berasal dari bumi Eropa, ayahku yang merupakan orang Jerman dan menikah dengan ibuku yang merupakan orang Amerika.Sedangkan aku hanya memiliki perawakan sedikit bule tetapi masih memiliki kecantikan alami orang-orang pribumi, kalian pasti bingung kenapa aku memiliki darah pribumi sedangkan keluargaku tidak sama sekali.Sebenarnya aku bukan anak kandung keluarga Pradigta, aku hanya seorang anak angkat yang mereka ambil dari panti asuhan ketika umurku menginjak 6 tahun.Jangan tanya siapa orang tua kandungku, aku sendiri tidak t
Matahari mengambil alih posisi rembulan, sinar mentari pun terbit dengan malu-malu dan kini sudah saatnya beraktivitas, mungkin bagi sebagian orang sekarang bukan waktu yang tepat untuk beranjak dari kenyamanan yang diberikan oleh ranjang mereka.Namun tidak bagi seorang gadis bermata hazel, baginya sudah dapat tidur jam 11 malam dan bangun jam 5 pagi merupakan anugerah terindah yang patut ia banggakan.Baginya tiada waktu untuk berleha-leha karena ia tidak bisa sedetik saja tertinggal oleh kecepatan dunia dalam berkembang.Bagi gadis cantik bernama Harsya Prdigta waktu adalah kehidupan bila kau terlambat sedetik saja, kau akan menyesalinya kelak karena tiada orang yang mau mengerti ketertinggalan dirimu.Dunia ini sangat kejam, ia tak mengerti semua kesusahan yang engkau rasanya, ia hanya tau bahwa semua harus menjadi sempurna dengan cara apapun itu, dunia tidak peduli dengan semua proses yang kau rasakan, dunia hanya tau bila kau sempurna dalam segala h
"Kita sudah sampai tuan putriku," ucap Fajar sambil membukakan pintu mobil bagi Harsya sambil menundukkan bahu dan melipat sebelah tangannya di dada, bersikap layaknya seorang prajurit yang sedang menyambut nona mudanya keluar dari dalam kereta kuda."Terimakasih fajar," ujar Harsya sambil tersenyum geli, ia tak habis pikir kenapa sang sahabatnya itu selalu memperlakukan dirinya dengan sangat baik, ia mengingatkan dirinya terhadap seseorang yang sangat berarti didalam hidupnya."Apa sih yang enggak untuk tuan putriku ini." Ungkap Fajar sambil tersenyum nakal."Sudah bercandanya, berkah email yang tadi malam aku kirim udah kamu kerjakan?" Tanya Harsya kembali kemode serius."Email yang tadi malam nona kirim sudah saya pelajari dan berkas-berkas sudah siap, saya yakin projek kali ini akan berada ditangan kita." Jawab Fajar dengan mode serius pula karena ia tau Harsya sangat membenci bila sedang serius malah dibercandakan.Mungkin hal tersebut yang me
Seperti hari-hari lainnya, Harsya sibuk dengan semua tugas yang menumpuk dikantornya, mungkin bila kantornya hanya menjalani bisnis biasa sih tidak akan sesibuk itu.Perusahaan properti hanya sebagai kedok saja, sebenarnya bisnis keluarga Pradigta lebih dari semua itu.Bisnis didalam dunia kegelapan yang sangat kotor namun begitu menggiurkan, banyak musuh yang akan didapat namun banyak punya teman yang akan mendekatimu hanya untuk menjilat dirimu.Seperti keluarga Pradigta, mereka menjalankan bisnis menjual senjata api yang tidak diketahui orang biasa, mereka hanya menerima cliet orang-orang besar karena keluarga pradigta sangat angkuh dan sombong, mereka memiliki kualifikasi tersendiri untuk setiap client mereka namun setiap orang yang menjadi client mereka sangat puas jadi seangkuh apapun keluarga Pradigta, tetap saja didunia mafia keluarga itu sangat dihormati."Tumben jam segini pulang?" Tanya Fajar dengan wajah yang sangat terheran, bagaimana tidak t