Share

Masalalu

"Kita sudah sampai tuan putriku," ucap Fajar sambil membukakan pintu mobil bagi Harsya sambil menundukkan bahu dan melipat sebelah tangannya di dada, bersikap layaknya seorang prajurit yang sedang menyambut nona mudanya keluar dari dalam kereta kuda.

"Terimakasih fajar," ujar Harsya sambil tersenyum geli, ia tak habis pikir kenapa sang sahabatnya itu selalu memperlakukan dirinya dengan sangat baik, ia mengingatkan dirinya terhadap seseorang yang sangat berarti didalam hidupnya.

"Apa sih yang enggak untuk tuan putriku ini." Ungkap Fajar sambil tersenyum nakal.

"Sudah bercandanya, berkah email yang tadi malam aku kirim udah kamu kerjakan?" Tanya Harsya kembali kemode serius.

"Email yang tadi malam nona kirim sudah saya pelajari dan berkas-berkas sudah siap, saya yakin projek kali ini akan berada ditangan kita." Jawab Fajar dengan mode serius pula karena ia tau Harsya sangat membenci bila sedang serius malah dibercandakan.

Mungkin hal tersebut yang membuat Fajar selalu ada di sisi Harsya, Fajar selalu peka dengan semua sikap Harsya.

Fajar bukan hanya seorang sahabat bagi Harsya namun juga seorang asisten yang 24 jam siap melayani dan menemani dirinya yang sangat kesepian itu.

Sikap cuek yang Harsya punya bukan tidak berdasar namun ia hanya membentengi dirinya agar tidak terluka padahal Harsya hanya seorang gadis kecil yang sangat kesepian dan menyedihkan, ia tak perlu harta, ia hanya perlu dimengerti dan dipahami namun semua itu nampaknya mustahil bagi kehidupan Harsya saat ini.

Bukannya Harsya tidak bersyukur dengan kehidupan yang saat ini ia punya hanya saat ini, ia bahkan sangat-sangat bersyukur bisa hidup dengan bergelimang harta dengan barang-barang mewah yang ia punya, tidak kekurangan makanan lagi seperti dulu namun ia hanya mendambakan sedikit ketulusan seperti yang kak Barata berikan kepadanya dirinya saat ia kecil, yang kini hanya tinggal sebuah kenangan.

Setelah lulus SMA Harsya mencoba mencari keberadaan kakak angkatnya itu namun bak ditelan bumi, keberadaan kakaknya tidak ditemukan, semua data-datanya hilang karena kebakaran yang melanda panti tersebut sedangkan setelah pasti itu terbakar kak Barata sudah tidak berada disana karena ia sudah di adopsi oleh pasangan kaya raya.

Dengan kekuatan yang ada ditangannya Harsya mencoba segala cara agar bertemu dengan Barata namun seperti ada sekat yang selalu menghalanginya dan hingga saat ini ia tidak tau bagaimana kabar pria tersebut, apakah ia hidup dengan nyaman? Apakah ia masih hidup? Entahlah Harsya tidak tau kabarnya sama sekali.

Hampir setiap malam Harsya merindukan sosok hangat Batara, ia merindukan semua perhatian yang Batara berikan kepada dirinya namun ia sadar semua itu hanya tinggal kenangan, Batara mungkin hanya sebagian masalalu yang ia punya dan hanya abadi didalam ingatannya untuk dikenang saja.

Pelukan hangat yang Batara berikan pada dirinya disaat malam terakhir ia berada di panti selalu terngiang-ngiang diingatan Harsya, baginya itu pelukan yang sangat hangat dan pelukan yang sangat ia rindukan, bila dapat membayar, ia rela semua hartanya digantikan dengan seorang Batara, ia tak masalah hidup selamanya sebagai budak keluarga Pardigta asal Batara selalu bersamanya namun semua itu mustahil karena keberadaan Batara saja ia tidak tau dimana.

"Harsya..." Ujar Fajar sambil menggoyang-goyangkan bahu Harsya agar gadis itu kembali kepada dunianya saat ini.

"Heum." Ujar Harsya dengan singkat dan pergi meninggalkan area parkir yang ada di kantor itu, ia tidak ingin berada lama-lama dengan sahabatnya karena ia tidak ingin semua kenangan yang ia kenang tadi terkuak, ia hanya tidak ingin seseorang tau kelemahan dirinya karena baginya di dunia ini tiada yang namanya benar-benar tulus.

Semua orang bisa menusuk dirimu ketika dirimu lemah jadi jangan pernah tunjukkan kelemahan mu kepada orang sekitar karena bisa jadi itu menjadi Boomerang bagi dirimu sendiri, waspadalah karena musuh didalam selimut itu lebih menyeramkan dibandingkan musuh yang sedari awal membenci dirimu yang pasti musuh yang tidak munafik, karena lebih baik kau menjadikan musuh-musuh sebagai seorang teman daripada berada didalam hubungan bersama seorang penghianat.

Melihat Harsya berlalu meninggalkannys tanpa sedikit penjelasan pun hanya membuat fajar berdentum sumbang ia tau bahwa Harsya tidak pernah mempercayainya 100% mungkin Harsya hanya mempercayai nya sebanyak 65% tapi itu lebih baik setidaknya gadis itu sedikit mempercayai dan fajar yakin suatu saat nanti Harsya akan melihat semua ketulusan yang ia berikan kepada gadis tinggi semampai tersebut.

Fajar tidak pernah menuntut Harsya untuk selalu menceritakan apapun kepada dirinya, fajar hanya meminta Harsya untuk selalu berada di sisinya, karena itu lebih berarti bagi seorang fajar.

Fajar akan mendengarkan semua keluh kesah yang gadis itu ceritakan pada dirinya, ia akan menjadi pendengar yang baik namun ia bisa menjadi orang yang pura-pura tidak tau apa-apa bila sang gadis tidak ingin membagi apapun kepada dirinya seperti saat ini.

Bagi Fajar, Harsya yang utama namun bagi Harsya fajar yang kesekian namun tak apa, karena berada disisi Harsya seperti saat ini saja sudah membuat fajar bahagia.

Fajar melihat Harsya sebagai seorang wanita namun wanita cantik itu hanya mengganggap fajar tidak lebih dari sahabat yang menjabat sebagai asistennya.

Fajar sebenarnya bukan seorang playboy namun ia melakukan itu agar Harsya nyaman berada di dekatnya dan ia tidak ingin membuat Harsya terbebani denan semua rasa yang ia punya.

Hati kecil Fajar sangat kesepian melihat semua sikap cuek dan dingin yang Harsya berikan kepada dirinya namun itu semua tidak mengurungkan niatnya untuk selalu dapat berdiri disamping wanita pujaannya.

Mungkin banyak wanita cantik melebihi Harsya namun hati pemuda tampan itu hanya terpaut kepada Harsya seorang, entah apa yang membuat fajar sangat-sangat mendambakan Harsya sehingga ia bisa melakukan apapun untuk membuat wanita itu nyaman dan bahagia berada disisinya.

Sudah banyak pengorbanan yang dilakukan Fajar untuk Harsya namun Harsya tidak mengetahuinya karena selama ini Fajar bersikap semua baik-baik saja padahal ia sudah banyak berkorban demi kebahagiaan seorang Harsya Pradigta.

Contoh kecil yang pernah Fajar lakukan untuk Harsya adalah ia rela menyerahkan nyawanya demi Harsya, kejadian itu 3 tahun yang lalu disaat ada seseorang yang mencoba menjebak Harsya dan Fajar berusaha sekuat tenaga dan kekuatannya menyelamatkan Hasya hingga pada akhirnya ia berakhir koma selama 7 hari dan Harsya hanya koma selama sehari.

Setelah kejadian itu mengapa Harsya tidak menyadari perasaan Fajar kepada dirinya? Jawabannya hanya satu.

Fajar membuat Hasya melupakan semua kejadian itu karena kejadian itu menjadi trauma terdalam bagi dirinya, bagaimana tidak menjadi trauma mendalam.

Bukan hanya nyawa Harsya terancam namun kesuciannya hampir terenggut, Harsya dilecehkan dengan begitu sadis, andai saja Fajar terlambat sedikit saja mungkin kini Hasya sudah benar-benar hancur.

Sesayang itu fajar ke Harsya namun Harsya tidak menyadarinya dan seorang Fajar pun hanya bersikap santai karena ia menganggap kebahagiaan Harsay diatas segala-galanya dan ia tidak peduli akan dirinya yang terluka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status