Share

Siapa aku

Harsya Pradigta adalah namaku, aku merupakan anak tunggal dari pasangan Pradigta, keluarga yang terpandang di dunia bukan hanya dunia orang-orang biasa namun juga terkenal di dunia kegelapan, ya maksudku adalah dunia Mafia.

Pradigta sendiri bukan nama asli keluargaku, nama Pradigta diberikan seseorang kepada ayahku karena ia berhasil menyelamatkan pria malang tersebut.

Sebenarnya kedua orang tuaku bukan orang pribumi, mereka berasal dari bumi Eropa, ayahku yang merupakan orang Jerman dan menikah dengan ibuku yang merupakan orang Amerika.

Sedangkan aku hanya memiliki perawakan sedikit bule tetapi masih memiliki kecantikan alami orang-orang pribumi, kalian pasti bingung kenapa aku memiliki darah pribumi sedangkan keluargaku tidak sama sekali.

Sebenarnya aku bukan anak kandung keluarga Pradigta, aku hanya seorang anak angkat yang mereka ambil dari panti asuhan ketika umurku menginjak 6 tahun.

Jangan tanya siapa orang tua kandungku, aku sendiri tidak tau siapa mereka, dari cerita-cerita yang ku dengar sejak kecil sih katanya aku ini hasil hubungan haram ibuku dengan pacar bulenya dan setelah ia melahirkan ku, aku dicampakkan di tong sampah dan dipungut oleh warga sekitar dan dimasukkan ke panti asuhan "Kasih Bunda."

Hidupku di panti asuhan seperti neraka, panti itu serba kekurangan, bahkan untuk makan 3 kali sehari saja kami harus bertarung dengan anak-anak yang lain.

Di panti asuhan, aku merupakan gadis kecil yang sangat lugu dan selalu tertindas, aku tidak dapat membela diriku, jangankan untuk bertarung mendapat makanan, bertarung untuk membela diri saja aku tak mampu.

Andaikan saja kak Batara tidak berbaik hati kepadaku, mungkin aku tidak hidup sampai saat ini, ya kak Batara merupakan kakak satu panti dengan ku, kepribadian sangat ceria tapi jangan salah, ia sangat ganas bila sedang bertarung.

Awalnya aku sering tidak makan sejak panti kami kehilangannya satu persatu donatur yang menyumbang, hingga aku akhirnya sakit dan kak Batara seseorang yang sangat cuek pun menunjukkan kepedulian kepada gadis kecil yang lemah sepertiku.

Sejak kak Batara membantuku, sejak saat itu aku bisa makan setidaknya 2 kali dalam sehari, aku sungguh tau betapa besar pengorbanan kak Batara untukku.

Walaupun kelihatannya ia punya kepribadian yang tidak peduli kepada sekitar, sebenarnya kak Batara merupakan sosok yang sangat peduli, ia hanya menunjukkan sisi hangatnya kepada orang yang ia inginkan, mungkin salah satunya kepada diriku ini.

Hari-hari yang ku lalui di panti lumayan menyenangkan walaupun panti itu serba kekurangan namun aku punya kak Batara yang selalu peduli padaku, aku tak butuh apapun, yang aku butuhkan hanya kak Batara.

Namun kebersamaan kami nampaknya tak bertahan lama, ketika aku berumur 6 tahun kurang 5 bulan, aku diadopsi oleh pasangan Pradigta, aku sangat senang karena aku tau mereka berdua adalah pasangan yang sangat kaya raya, setidaknya aku tidak kekurangan lagi.

Pikiranku sudah melayang kemana-mana, aku mulai memimpikan hidup dengan nyaman dengan kakak angkatku, kak Barata namun mimpi itu musnah seketika karena keluarga Pradigta hanya mau merawatku tidak dengan kakakku, mereka memilihku karena aku memiliki sedikit keperawatan mirip bule-bule Eropa, karena hal tersebutlah aku akhirnya yang mereka adopsi.

Sebenarnya aku tidak ingin diadopsi, karena bagiku dengan kak Batara saja hidupku sudah bahagia walaupun panti tempat tinggalku serba kekurangan tapi itu tak masalah, asal kak Batara selalu ada disisiku.

Aku ingin melarikan diri ketika tau hanya aku yang akan diadopsi namun kak Batara menahanku dan menyuruhku agar mau diadopsi oleh pasangan Pradigta tersebut.

Aku sangat menolak permintaan kak Batara namun ia begitu memaksaku, aku hanya menangis dan akhirnya menuruti apa yang ia inginkan karena ini permintaan pertamanya dan permintaan yang sangat sulit untukku lakukan.

Aku masih mengingat dimana malam terakhir aku tidur di panti tersebut, aku tidur didalam dekapan kak Batara, dekapan yang sampai saat ini sangat aku rindukan, dekapan yang membuat aku nyaman dan membuatku percaya di dunia ini ada yang namanya cinta.

Namun semua itu hanya pemikiran masalalu, karena sejak aku meninggalkan panti itu aku tidak lagi merasakan apa yang dinamakan "Cinta."

Keluarga Pradigta sangat menyayangi ku, itulah yang aku pikirkan pada awalnya karena mereka memberikan apa yang aku mau namun setelah aku tinggal sebulan di rumah mewah ini, aku mulai menyadari ada hal yang tidak beres, mereka mulai mengajari ku caranya bertarung dan menggunakan senjata, mereka bilang itu hanya untuk perlindungan diriku, awalnya aku berpikir seperti itu tapi lama- kelamaan semuanya terbongkar sudah.

Mereka mengadopsiku bukan karena mereka benar-benar menginginkan seorang anak, mereka hanya menginginkan sebuah alat untuk kelancaran bisnis dan hidup mereka.

Kasih sayang dan cinta yang mereka curahkan kepadaku itu semuanya hanya kepura-puraan saja agar aku luluh dengan mereka, ternyata mereka memilihku bukan karena aku mirip orang luar tapi karena otakku juga cerdas, mereka mengetahui fakta itu setelah mereka tau bahwa aku bisa membaca koran diumurku 3 tahun.

Mereka mengetahui semua itu dari ibu panti yang merawatku, mereka memilihku karena aku cerdas sehingga dapat menjadi alat yang berguna untuk mereka.

Mereka pura-pura menyayangi ku hanya agar aku patuh terhadap ajaran mereka dan mereka membuatku menjadi alat yang sangat-sangat berguna untuk mereka.

Aku mengetahui fakta tersebut ketika umurku menginjak 16 tahun, ketika aku lulus dari SMA terbaik yang ada di negri ini.

Saat mengetahui semua kebenaran itu, aku merasa sangat-sangat terluka, aku dibohongi dengan amat sadis, orang yang benar-benar aku cintai ternyata sama sekali tak mencintai ku.

Seharusnya sedari awal aku sadar bahwa aku hanya dijadikan alat bukan dianggap seorang putri dirumah mewah ini.

Harusnya dari awal aku tak perlu menaruh harapan karena orang tua kandungku saja tak menginginkan diriku, apalagi orang tua angkatku.

Dari semua pengalaman hidupku, aku belajar bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya makan gratis, di dunia ini tidak ada yang namanya cinta, di dunia ini tidak ada yang namanya ketulusan, dunia ini hanya memiliki topeng kemunafikan.

Uang dan kekuasaanlah yang membuat seseorang hidup dengan bahagia dan damai, bila kau tak memilikinya jangan berharap untuk dapat hidup dengan tenang.

Cinta dan kasih sayang itu tidak ada, karena semua itu hanya kata yang digunakan untuk menutupi semua semua kemunafikan yang mereka perbuat.

Mereka menutupi semua kesalahan mereka dengan menggunakan kata, "Aku melakukan itu karena aku mencintaimu." Padahal sedari awal mereka tau bahwa sebenarnya mereka hanya ingin menyakiti orang lain dengan kata-kata tersebut.

Mereka hanya membuat orang lain terlena akan kenyamanan yang mereka berikan dan menjadikan orang yang terlena tersebut menjadi sebuah alat yang menguntungkan bagi mereka, hidup ini sangat kejam dan cinta itu hanya sebuah hoax belaka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status