Share

Kenzo manis

"Silahkan," pedagang ketoprak itu menaruh dua piring di atas meja panjang.

"Terima kasih, Mas," koor kami.

"Duh mentang-mentang penganten baru, co cweet." Kang ketoprak ngakak. Aku menginjak kaki Rio di bawah meja dan berbisik, "Gegara elu, nih."

Rio terkaget, dia malah ikutan ketawa. Ponselnya berbunyi, dia menatapku seperti minta izin untuk mengangkat telponnya. Aku mengangguk iya karena ku tahu Kenzo yang telpon, aku tak merespon pesan dan telpon dia maka dia hubungi Rio.

"Ya, Bos, gimana?"

["Lu masih sama, Tita?"] kudengar suara Kenzo karena Rio sengaja mengeraskan suara yang diloudspeaker.

"Masih, lu mau ngomong?"

["Yes, kasihin ke dia,"]

"Apa, Ken? lu mau nyusul ke sini bareng Maya?" tanyaku sinis.

["Sayaaang, please deh. Dia bukan siapa-siapa gue."]

"Bulshit,"

Klik, kututup percakapan itu.

"Gak sopan, lu," cela Rio.

"Bodo,"

"Heh, tetap jadi orang baik meski orang jahat ke elu,"

"Dih, so bijak,"

"Lu yang ngajarin,Ta,"

Aku terdiam, ya Allah salahkah aku?

"Dah makan dulu, nanti
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status