Share

Bab 17. Tangisan Tengah Malam

Malam kian larut hujanpun tak kunjung reda sama derasnya air mata yang turun membasahi kedua pipi Kintani, dia benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukan untuk meredam rasa yang tiba-tiba hadir menyesakan dadanya. Semakin ia berusaha menepis bayangan wajah Ridwan, semakin lekat di pelupuk matanya.

Karena tak kuasa dan tak tahu berbuat apa-apalagi, Kintani berserah diri pada Allah SWT dalam do’a di sholat tengah malam yang ia lakukan, setelah hatinya tenang barulah Kintani berbaring dan dapat pejamkan mata.

“Tok, tok, tok. Kintani..! Yuk, berangkat kuliah bareng,” seru Dila dan Eva yang pagi itu berdiri di depan pintu kos-kosannya bersiap berangkat kuliah.

Beberapa kali mereka mengetuk pintu dan memanggil, namun tak ada sautan dari dalam, hingga akhirnya Kintani tersentak kaget saat Dila dan Eva mengedor pintunya cukup keras.

“Astaqfirullah, aku kesiangan!” kejut Kintani bangkit dari tempat tidur dan bergegas menuju pintu.

“Waduh, kamu baru bangun, Kintani?” Eva terkejut dan heran m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status