Share

TUJUH PULUH SATU

Arvan terlihat sibuk dengan ponselnya hingga tidak menyadari kehadiran Johan di dalam ruangannya.

"Sibuk bro?" Tanya Johan.

Suara Johan berhasil menyadarkan Arvan. Dia menatap Johan dengan kesal karena baru saja mengagetkannya.

"Ada perlu apa?" Tanyanya sambil kembali menatap ponsel.

"Kan lo yang nyuruh gue kemari, katanya lo butuh bantuan gue," kata Johan sambil duduk di sofa panjang di ruang kerja Arvan.

"Ohiya.. sorry gue lupa," ucap Arvan sambil beranjak dari duduknya dan membawa sebuah map lalu menyerahkannya kepada Johan.

Johan menerima map itu dan mulai melihat isinya.

"Gue minta tolong lo cek ulang soal realisasi dananya, gue nggak mau dicurangi Harris untuk kedua kalinya," ucap Arvan dengan nada sinis.

"Sebenci itu lo sama Harris. Emang lo punya bukti kalo dia beneran kerjasama dengan Amanda dulu?" Tanya Johan.

"Gue yakin dengan insting gue. Lagipula lawan gue waktu itu cuma dia, menurut lo gue perlu mencurigai siapa lagi?" Ucap Arvan kesal. Sesungguhnya dia malas bila harus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status