Share

TUJUH PULUH SEMBILAN

Keesokan harinya seperti biasa Amanda sudah selesai menyiapkan menu sarapan untuk dirinya dan Arvan. Dia juga sudah memanggil Arvan untuk sarapan bersama. Mereka lalu sarapan dalam diam. Memilih untuk larut dalam pikiran masing-masing.

Semuanya terlihat normal walaupun kenyataannya tidak. Pikiran Amanda masih melayang memikirkan sikap Arvan terhadap Siska, apa dia akan melakukan hal yang sama seandai Amanda yang menelpon. Lalu jika Siska memang berada di hati suaminya mengapa Arvan segetol itu memilih untuk menikahinya. Dia bisa saja hidup bahagia bersama siska sekarang. Apa kebencian sudah menutupi mata Arvan sampai dia tidak sadar ada Siska dihatinya.

Jika Amanda memikirkan tentang wanita idaman lain suaminya, maka Arvan justru sedang memikirkan obrolannya dengan Tasya di cafe kemarin malam.

'Pajangan rumah? Aku memang jarang mengajaknya keluar, tapi aku juga tidak mengurungnya. Aku hanya memintanya untuk ada di rumah saat aku pulang, Lagipula kemanapun dia pergi itu bukan urusank
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status