Share

BAB 84| Sebuah Janji yang Diingkari

Aku masih memikirkan perkataan mama Adam. Aku tidak tahu mengapa mama Adam berpikiran seperti itu padaku.

Sekali pun, aku tidak pernah memikirkan untuk menjadi pasangan Adam. Bagiku, pria itu adalah pria yang sangat baik. Aku … tidak pernah memandang Adam sebagai lelaki.

Aku meneguk minuman yang ada di hadapanku. Mataku terpejam menikmati cairan itu yang mengalir di tenggorokan.

Mataku terbuka ketika seseorang mengucapkan namaku. “Alice ….”

Aku mendongak lalu mengangguk pelan. “Hai!” ujarku dengan wajah yang ceria.

Orang itu mengangguk dengan senyuman merekah. Ia duduk di hadapanku, tangannya langsung mengambil makanan ringan yang menjadi cemilanku malam ini.

“Ada apa? Wajahmu nampak sedih. Ada yang mengganggumu?” tanyanya penasaran.

Aku menggeleng, memilih enggan untuk bercerita. “Tidak ada, aku hanya ingin minum saja.”

“Hei, ayolah. Ceritakan saja padaku, jangan dipendam sendiri.” Katanya sekali lagi sembari mencomot makanan ringan milikku.

Aku menghembuskan napas lalu menatapnya. “
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status