Share

Pertemuan Kedua

Setelah kelulusan dengan nilai terbaik Tara tidak berpikir untuk mencari Universitas negeri ataupun Swasta. Saat ini dirinya sangat menikmati pekerjaannya setelah ia lakoni selama satu tahun ini. Tara sangat menikmati dan mencintai pekerjaan sebagai sales dari perusahaan ini. Selain salary yang diterima cukup untuk dirinya dan mamanya. Bonusnya yang terbilang sangat lumayan,  dapat membuat dirinya mengumpulkan pundi-pundi penghasilannya yang kelak akan ia gunakan untuk mencari sebuah rumah kecil untuk mamanya.

‘’ Tara.... Apakabar, tegur seseorang dari belakang tubuhnya.’’ ucap seseorang lelaki tampan menyapa dirinya pada acara pameran mobil keluaran terbaru saat itu.                                                                     Sambil membalikkan tubuhnya, Tara berusaha mengingat seseorang yang saat ini tepat di hadapannya. Seorang lelaki dewasa dengan usia berkisar empat puluh lima tahun dengan wajah tampan dan kulit nya yang terlihat bersih.

‘’ Ooh.... Pak Donny yaa.... baik pak,  Apa kabar dengan bapak sendiri....’’ jawab Tara dengan menjabat tangan lelaki yang ada di hadapannya.

‘’ Apa kamu melanjutkan Kuliah ?’’ tanya pak Donny setelah menyalami Tara.

‘’ Belum ada minat pak....Lagi seneng cari duit ini,’’ sambil berkelakar Tara menjawab atas pertanyaan yang ditanyakan oleh pak Donny.

Sebagai seorang sales, jelas saja kesempatan ia untuk menawarkan mobil keluaran baru ini tidak disia-siakan sama sekali. Maka ia pun merayu pak Donny untuk membeli satu dari beberapa jenis mobil yang saat itu sedang dipasarkan. Dengan kepiawaian ia sebagai seorang sales yang sudah bekerja selama satu tahun ini, membuat ia bertambah mahir dalam merayu calon pembeli. Banyak pembelajaran yang telah ia ambil dari senior-seniornya dalam melakukan penawaran pada customer yang datang. Dan memang dari beberapa seniornya ada yang mengajari cara kotor dengan mau kencan dengan customer tersebut. Tapi selama ini Tara tidak pernah mempraktekan hal kotor seperti itu. Ia cukup berkata-kata manis dengan paras wajahnya yang cantik telah membuat beberapa customer yang memang sedang membutuhkan mobil terpikat untuk membelinya.

‘’ Gimana pak Donny, jadikan membeli satu unit....,’’ rayu Tara setelah mengajak pak Donny mencoba beberapa mobil keluaran baru saat itu.

‘’Hmmmmm, Gimana yaa... Bingung milihnya, Coba kamu yang pilihan bapak yaa,’’ ucap pak Donny meminta Tara memilih satu dari beberapa mobil keluaran baru saat itu.

Sebagai seorang sales, Ia akan memilihkan satu unit mobil yang memang menurut ia bagus dalam interior, sesuai dengan budget dan yang utama bagi Tara mobil itu mempunyai suspensi yang handal tentunya.

‘’ Serius yaa pak, saya yang memilihkan nya. Tapi nanti sesuai selera saya looh pak,’’ ucap Tara untuk meyakinkan pak Donny atas pilihan mobil untuk Pak Donny.

‘’ Iyaa laah serius Tara.... Pokoknya bapak percaya dengan pilihan kamu,’’ jawab pak Donny atas pertanyaan Tara sambil tersenyum dihadapan Tara.

Tara hanya mengangguk sambil tersenyum kepada pak Donny. Terlihat kecantikan Tara terpancar lewat  lesung pipinya ketika ia tersenyum pada pak Donny. Seketika membuat pak Donny yang melihat diri Tara semakin kesemsem dengan kecantikan dan keluguan diri Tara. Pertemuan pak Donny dengan Tara satu tahun lalu jelas terasa beda dengan penampilan Tara yang sudah semakin dewasa dengan usia yang hampir menginjak dua puluh tahun. Dimana Tara terlihat bertambah cantik, karena dirinya telah pandai dalam menghias dirinya.

Setelah menyetujui pilihan Tara, akhirnya pak Donny pun melakukan transaksi di depan kasir penjualan dengan di dampingi Tara sebagai salesnya. Sesekali pak Donny mencuri pandang pada Tara. Dan sempat pula pandangan mereka beradu, Tara hanya tersenyum manis saja melihat pak Donny melihat ke arahnya.

‘’ Baik pak Donny... satu unit mobil ini akan segera dkirimkan ke rumah bapak sekitar dua hari lagi. Dan untuk penyerahannya akan diserahkan ke Tara selaku sales. Karena kami akan mendokumentasikan penyerahan tersebut.’’ ucap senior Tara menjelaskan tentang SOP penyerahan unit baru bagi customer saat ini.

‘’ Baiklah kalau begitu... saya akan tunggu dua hari lagi,’’ ucap pak Donny sambil menuliskan alamat pengiriman atas satu unit mobil tersebut.

‘’ Terimakasih banyak pak Donny,’’ ucap Tara menjabat tangan dari Pak Donny sambil membungkukkan tubuhnya.

Saat ini Tara sangat bahagia dengan pencapaian penjualannya saat ini, karena mobil yang dibeli oleh pak Donny adalah mobil kelas satu dengan harga yang cukup lumayan besar. Hingga Tara pun telah menghitung-hitung komisi yang akan diterima dengan tersenyum bahagia. Dalam hatinya saat ini, mamanya pasti akan bahagia dengan pencapaiannya saat ini. Untuk bulan ini baru dua unit mobil yang dijual oleh Tara, itu pun belum mencapai target yang telah di tetapkan oleh perusahaan untuknya. Dengan adanya penjualan satu unit lagi dari pembelian yang dilakukan  pak Donny saat ini membuat targetnya terpenuhi bahkan lebih.

Dua hari kemudian tiba saatnya team dari perusahaan untuk menyerahkan satu unit mobil yang telah di beli oleh Pak Donny. Tara bersama seniornya tiba di rumah pak Donny sekitar pukul tiga sore. Sesuai dengan keinginan pak Donny via hubungan telpon ketika pagi hari di hubungi oleh bagian customer service. Tara sangat takjub dengan rumah yang di tempati oleh pak Donny. Karena rumah tersebut lebih tinggi sekitar satu setengah meter dari jalan. Jadi ketika mereka memasuki rumah tersebut seperti berada dalam jalan yang menuju ke sebuah bukit. Pada bagian depan sebelum mereka masuk ke rumah pak Donny, pintu gerbang yang mereka masuki telah dijaga oleh dua orang satpam dengan pos penjagaan yang ketat.

‘’ Mari silakan masuk,” ucap pak Donny mengajak kedua orang tamunya memasuki rumahnya.

Mereka memasuki ruang tamu yang cukup besar dengan bangku-bangku ukiran sehingga membuat lebih megah dan terkesan lebih mewah. Mereka pun duduk dan bersalaman dengan pak Donny yang kala itu memakai setelan kaos dan celana dari kesebelasan sepak bola terkenal. Terlihat lebih muda dari usianya. Pada rumah itu terlihat ada dua orang asisten rumah tangga,  Satu supir yang menunggu di luar teras dan seorang tukang kebun yang saat mereka memasuki rumah pak Donny sedang menyiram tanaman yang tertata rapi dibagian kanan kiri rumah besar tersebut.

“ Silakan di minum dulu....,’’ucap Pak Donny.

Mempersilakan mereka minum setelah asisten rumah tangganya menyuguhi minuman di ruangan tamunya. Mereka pun berbincang-bincang pada pak Donny. Satu jam kemudian mereka meminta pak Donny untuk melakukan serah terima kunci yang akan dilakukan oleh Tara sebagai seorang sales dengan melakukan photo bersama pak Donny di hadapan mobil yang akan diserahkan sambil memberikan kunci mobil tersebut sebagai dokumentasi perusahaam. Selesai acara penyerahan mereka pun pamit pada pak Donny untuk bisa kembali ke kantor. Tetapi tiba-tiba pak donny mengatakan pada mereka.

‘’ Maaf, kira-kira apa bisa saya mengajak kalian berdua untuk makan malam?’’ ucap pak Donny sambil mengatakan pada Tara dan seniornya.

Karena seniornya ada acara keluarga maka, seniornya pun meminta maaf  tidak bisa menemani pak Donny pada makan malam saat ini. Tara yang tidak memiliki kepentingan keluarga akhirnya menemani pak Donny untuk makan malam. Tara pun meminta izin pada pak Donny agar dirinya bisa menghubungi mamanya, kalau dirinya pulang terlambat. Setelah itu Tara menuju ruangan lain yang telah di tunjukan oleh pak Donny. Sebuah ruangan besar dan terlihat seperti ruangan menonton film. Sebuah layar lebar ada di dinding ruangan tersebut dengan peralatan menoton berserta beberapa DVD yang tertata rapi. Dengan sofa-sofa besar disisi kiri, kanan dan sebuah permadani yang terhampar ditengah sofa-sofa tersebut.

Tara merasakan kelembutan dari permadani yang terhampar disana ketika kakinya menyentuh hamparan permadani tersebut. Tara duduk di sofa sisi kanan sambil menunggu meja makan yang sedang disiapkan oleh asisten rumah tangga pak Donny. Bunyi  Dentang jam mengejutkan Tara, dilihat  pada sisi pojok dari pintu menuju ruangan menonton itu ada sebuah jam besar. Dilihat  jam telah menunjukan pukul tujuh malam.

“ Mari Tara.... Kita menuju meja makan,’’ ucap pak Donny.

Tiba-tiba pak Donny telah sampai pada ruangan itu lalu mengajak Tara mengikutinya menuju ruang makan. Sesampai di ruang makan, Tara di persilakan duduk oleh pak Donny. Dilihat oleh Tara sekeliling ruangan makan tersebut. Hanya ada satu meja berbentuk kotak dengan empat buah kursi. Disisi kanan ada sebuah lemari es berukuran sedang dan sebuah mini bar yang terletak di depan meja makan ini. Pada sisi pintu ruang makan ini terlihat sebuah dapur cukup besar. Yang pastinya dengan seluruh peralatan dapurnya, Pikir Tara saat itu sambil mengamati bagian dari ruang makan tersebut.

Seorang asiten rumah tangga masuk ke ruang makan sambil membawakan satu buah kue ulang tahun. Sebuah kue ulang tahun yang berwarna coklat dengan hiasan buah ceri merah dan disana ada dua buah lilin. Dilihat dari lilin yang ada di kue ulang tahun yang berwarna coklat tersebut itu ada angka empat puluh lima. Terpikir oleh Tara kalau hari itu adalah hari ulang tahun pak Donny.

‘’ Selamat ulang Tahun pak Donny, ‘’ Ucap Tara sambil menyalami pak Donny dan mencium kedua pipi pak Donny.

“ Terimakasih Tara,” jawab pak Donny ketika menerima ucapan Tara yang telah mencium pipi kanan dan kirinya.

“Maaf yaa pak... Saya tidak tahu kalau hari ini bapak berulang tahun,” ucap Tara bersungguh-sungguh meminta maaf pada pak Donny.

“ Tidak apa-apa koq Tara....” jawab pak Donny atas permohonan maafnya.

Lalu pak Donny pun mengatakan pada Tara, kalau dirinya berterimakasih karena saat ini Tara mau menemani perayaan ulang tahunnya. Lalu mereka pun makan malam bersama dan bercerita tentang banyak hal dari masalah politik serta masalah yang sedang terjadi saat itu. Tapi tidak sekali pun Tara ataupun pak Donny bercerita tentang keluarga mereka. Meraka masing-masing menjaga privasi. Setelah mereka makan malam dan makan sepotong  kue ulang tahun, pak Donny mengajak ke ruang lain.

Pak Donny mengajak Tara pergi ke ruangan menonton yang tadi sempat Tara sambangi sebelum menuju ruang makan. Pak Donny menjelaskan pada Tara kalau dirinya senang menonton film romance, tetapi karena kesibukannya maka tidak ada waktu untuk menonton di bioskop jadi diputuskan oleh pak Donny untuk membuat ruangan sendiri walaupun kecil yang terpenting dirinya bisa menonton film tanpa harus ke bioskop.

“Tara ingin nonton film apa?” tanya pak Donny pada Tara.

“ Apa saja boleh koq pak, “jawab Tara ketika dilihatnya pak Donny memilih beberapa DVD yang tertata rapih disana.

Tidak lama kemudian seorang asisten datang ke ruangan menonton kami sambil membawa minuman soft drink dan camilan atas perintah dari pak Donny. Asisten rumah tangga itupun berlalu dari hadapan Tara setelah menaruh berberapa minuman soft drink dan camilan di meja bundar disamping sofa yang ada disana.

Pak Donny kemudian menutup pintu ruangan menonton itu dan meredupkan lampu yang ada di ruangan tersebut agar terlihat seperti bioskop pada umumnya. Setelah menyalakan vidio yang berisikan film romance terlihat pak Donny duduk di bagian tengah dari sofa itu yang di ikuti oleh Tara yang waktu itu duduk di sofa. Mereka pun duduk bersama di permadani yang terasa lembut pada saat pertama kali Tara ke ruangan tersebut. Terlilhat pak Donny mengambilkan minuman soft drink untuk Tara. Mereka menonton film romance itu dengan sesekali menghela nafas bersama karena ada beberapa adegan dewasa yang di pertontonkan disana. Tanpa disadari pak Donny tiba-tiba telah memegang tangan Tara. Karena suasana romance dari film tersebut ditambah ada beberapa adegan dewasa pada film tersebut membuat Tara yang belum satu kalipun melihat film dengan adegan dewasa itu terbawa suasana.

Tara membiarkan pak Donny memegang tangan nya dan mencium tangannya. Dibiarkan hal itu terjadi karena suasana yang ada di dalam ruangan itu membuat mereka terhanyut dalam nuansa ruangan dan film yang mereka tonton. Sampai akhirnya sebuah ciuman mendarat di bibir Tara yang ketika itu tidak bisa menolak ciuman lembut dari pak Donny. Lalu oleh Tara,  ciuman itu pun di balas dengan memberikan lidahnya untuk bisa di sedot oleh pak Donny. Ketika adegan yang ada di film itu semakin menjadi dengan adegan dewasa membuat Tara sudah tidak bisa lagi menahan gejolaknya.

Selama ini Tara hanya mendengar dari cerita teman-temannya yang sudah menikah. Dan ia tidak pernah sekalipun melakukan hal itu. hanya sesekali membayangkannya. Maka ketika Pak Donny berusaha meraba bagian dadanya, Tara pun hanya terdiam mencoba merasakan apa yang bisa ia rasakan. Sampai akhirnya pak Donny merundukan kepalanya melumat bagian hitam dari payu daranya yang terlihat putih mulus itu, Tara hanya dapat menahan napasnya. Dan menahan gejolaknya yang selama ini tidak pernah di rasakan. Akhirnya seluruh payu daranya kini di lumat silih berganti sampai akhirnya Tara merasakan area sensitifnya telah basah.

Tetapi saat ini Tara masih malu-malu untuk mengungkapkan gejolak yang ia rasa. Maka ketika pak Donny semakin berhasrat atas dirinya. Ia pun pasrah ketika tangan dari pak Donny menjalar kebagian sensitifnya. Tanpa disadari Tara pun mengatakan hal ini pada pak Donny.

“Jangan lakukan itu pak... Saya takut, saya tidak pernah sekalipun melakukannya. Cukup sampai disini aja pak.” ucap Tara mengingatkan pak Donny atas hasratnya yang semakin menjadi-jadi.

Lalu Tara pun segera menarik dirinya dari pelukan pak Donny dan berusaha  merapihkan bajunya  yang telah terbuka bagian dadanya. Tara mencoba menghalau hasrat itu. Ditambah usianya yang telah memasuki dua puluh tahun membuat hormon yang ada dalam dirinya bergejolak keras ketika menonton film adegan dewasa seperti itu.

“Tara aku tidak akan merusak kehormatan dirimu, hanya saja aku ingin dirimu melepaskan gejolak itu, aku bisa membuat dirimu melayang jauh tanpa harus kehilangan kehormatan mu,” ucap pak Donny pada Tara yang berusaha melepas pelukan pak Donny.

Tara akhirnya hanya terdiam ketika pak Donny dengan kelembutannya meraba area sensitifnya dan melepaskan pakaian dalamnya. Lalu dengan posisi Tara yang masih terduduk di hadapan pak Donny. Tara hanya bisa pasrah dan ingin tahu dengan apa yang akan dilakukan pak Donny. Masih dalam posisi terduduk dan tanpa pakaian dalamnya, pak Donny membuka kedua kaki Tara. Saat ini kedua kakinya telah terbuka dengan posisi masih terduduk perss di hadapan pak Donny.

Tara hanya terdiam ketika pak Donny berusaha menyentuh bagian sensitifnya. Pak Donny melihat bagian senstif dari Tara yang agak basah. pak Donny tahu hal itu dikarenakan hisapan dirinya pada payu dara Tara. Dengan pengalamannya pak Donny mendekati area sensitif Tara dengan posisi dirinya membungkuk ke area sensitif itu dengan menarik halus bokong Tara agar agak turun dengan posisi kedua kaki Tara masih terbuka dan membuat area sensitifnya terlihat. Pak Donny pun langsung menjilati area sensitif seorang perawan yang belum pernah ia lakukan. Ketika hal itu dilakukan oleh Pak Donny, tubuh Tara serasa bergetar serta terasa hangat dirasakan seluruh tubuhnya. Dan pak Donny mulai menghisap area itu tanpa disadari Tara mengeliatkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri hingga tanpa disadarinya ia mengangkat bokongnya lebih tinggi dan lebih menekan ke arah bibir dari pak Donny yang terus menghisap area sensitifnya.

“Ououooh enaak sekali Pak,” jerit Tara.

Tanpa disadari ia sudah mengatakan hal ini pada pak Donny. Cairan dari area sensitif Tara telah membasahi bibir pak Donny . Walaupun dilihatnya kenikmatan itu belum tuntas diraih Tara, pak Donny menghentikan permainan itu. sesekali dilihatnya kedua mata Tara masih terpejam seperti sedang mencari kenikmatan yang tiba-tiba menghilang.

“Tara.... Sudah jam sebelas malam, sudah seharusnya kamu pulang.” ucap pak Donny.

Dengan malu-malu Tara membuka kedua matanya. Lalu merapihkan penampilannya yang sedikit acak-acakan. Setelah lampu di ruangan itu dinyalakan Tara merasakan rasa malu yang teramat sangat. Tetapi dengan sikap kedewasaan dan pengalaman yang di miliki oleh pak Donny suasana dan kekakuan krn rasa malu Tara akhirnya mencair.

“Tara....Sekarang ini, panggil aku dengan panggilan Mas yaa...” ucap pak Donny saat itu sambil mencium kening Tara.

Tara saat itu hanya bisa mengangguk. Lalu pak Donny mengatakan pada Tara kalau hal itu adalah hal yang wajar ketika kita mempunyai hasrat. Dan itu yang membuat Tara merasa lebih baik. Dari awalnya sangat malu sekali dengan yang terjadi sampai akhirnya bisa merasa lega ketika pak Donny menyatakan hal itu.

“Terimakasih yaa Mas... telah menjaga kehormatan ku.” ucap Tara pada pak Donny yang saat ini telah ia panggil dengan panggilan Mas.

Saat itu pak Donny hanya tersenyum dan kembali memeluk tubuh Tara sambil mengatakan untuk tetap menjadi kehormatan tersebut sampai pada pilihan yang tepat untuk hatinya. Lalu dengan rasa tanggung jawab yang tinggi pak Donny pun memerintahkan supir pribadinya untuk menghantarkan Tara ke rumahnya.

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Sumi Yatun
ngeri ini kok mudah nyerah banget
goodnovel comment avatar
Edmapa Michael Pan
sedih sekali perjalanan keluarga ini
goodnovel comment avatar
Guster Saragi
sedikit ngawur.lompatan y'terlalu lebar.arah y jd hilang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status