Malam itu suasana sedang riuh sekali. Lampu-lampu yang memancarkan warna warni dengan dentuman musik yang memekakkan telinga semakin menambah hingar-bingar diskotik kelas kakap.
"Naya, kamu kenapa sih? Gelisah banget?"tanya Reni, sahabat Naya."Eddo kok belum sampai ya? Katanya dia nyusul kesini!""Coba telepon!"Namun hingga tiga kali Naya menelpon pria bernama Eddo itu, belum juga mendapatkan hasil. Membuatnya semakin frustasi.Sementara itu di lain pihak, pria yang sedang di tunggu rupanya sedang berada di kamar bersama seorang perempuan yang wajahnya tampak pucat. Pria itu tengah sibuk memberikan obat sembari berkali-kali melirik jam yang semakin lama semakin membuatnya gelisah."Mas mau pergi? Aku nggak apa-apa kalau mas tinggal. Mas udah jaga aku dari tadi. Aku...udah mendingan juga."Ya, perempuan itu baru saja mengalami sesak napas sebab ia kelelahan hari ini."Beneran ga apa-apa? Aku cuman sebentar saja kok!" kata Eddo tampak muram.Wanita berwajah layu itu mengangguk lemah. Eddo seketika mengecup kening wanita itu sembari mengucapkan kata-kata mendayu. Usai mengecup bibir istrinya, ia pun pergi. Tanpa Eddo ketahui, ketika ia sudah melajukan mobil, sepasang netra tajam menatap Eddo dari lantai atas. Dia adalah Angkasa.Ia melirik sebentar jam di pergelangan tangannya sebelum ia melangkahkan kakinya menuju ke kamar sang adik. Usai membuka pintu kamar adiknya perlahan-lahan, ia melihat adik perempuannya tidur dengan posisi miring. Seketika ia merasa sakit di dadanya demi melihat hal itu.Angkasa geram namun tak mampu menunjukkan kekesalannya. Ia pergi dalam senyap. Melakoni sisi kehidupannya yang lain sebagai seorang kakak. Ia harus memastikan rumah tangga adiknya akan baik-baik saja.Beberapa waktu kemudian, Eddo tiba di diskotik tempat dimana ia sudah janjian dengan Kanaya. Wanita yang tak mengetahui jika dia sebenarnya merupakan pria yang sudah beristri.Hilang sudah segala kegelisahan yang semula menaungi batin dan pikiran Kanaya begitu Eddo datang menemui dirinya. Reni yang juga melihat kemunculan Eddo secara mendadak menjadi senang."Aku kira gak jadi!" kata Kanaya yang kini di cium pipinya oleh Eddo."Sory telat, tadi ada yang perlu di beresin dulu!"Mereka akhirnya minum bersama-sama. Saling mengobrol dan menikmati pertunjukan. Kanaya bahkan akhirnya juga terlihat berjoget bersama Eddo dengan begitu senangnya. Mereka melupakan segalanya, tak terkecuali sepasang mata yang rupanya sedari tadi memotret dan melaporkan apa yang ia lihat kepada seseorang."Lakukan yang aku perintahkan!""Siap bos!"***Kanaya sudah pernah beberapa kali minum bersama teman-temannya namun tidak separah ini. Mungkin karena dia terbawa suasana saja karena sudah lama tak bertemu Eddo. Dan saat ini, Eddo telah membawanya ke kamar hotel dan merebahkan tubuh yang setengah tak sadarkan diri itu keatas ranjang.Eddo lantas keluar sebentar untuk mengambil sesuatu yang tertinggal di mobil. Sepertinya sebuah hadiah kecil untuk Kanaya. Namun ketika baru akan membuka pintu, tiba-tiba,BUGMaka seketika gelap lah seluruh pandangannya.***Dalam temaram cahaya yang merabunkan pandangan, Naya merasa jika tangan seorang pria sedang menyentuh keningnya. Dia, Naya, yang terlalu banyak minum sampai menjadi tak sadarkan diri. Ia menggerayangi tubuh pria yang kini menatap tajam ke arahnya."Eddo, sayang..." panggilnya sembari memeluk pria yang masih betah menunjukkan wajahnya yang semakin mengeras.Pria itu terus mengamati gerakan Naya yang sensasional dan membangkitkan gairah."Kau benar-benar akan menikahiku kan?"Pria itu sontak membolakan matanya demi mendengar ucapan perempuan di depannya."Brengsek, jadi ini yang mereka lakukan di belakang Tiara?" batin Angkasa geram."Aku mencintaimu..."Angkasa sontak mendelik ketika Naya tiba-tiba mencium bibirnya dengan panas. Efek alkohol benar-benar membuat Kanaya hilang kendali. Dan ini sama sekali tak ia antisipasi sebelumnya. Bagiamana sekarang?"Jangan seperti ini, tidurlah!" kata Angkasa mencoba melepaskan tangan Kanaya yang terus merabanya.Naya, dengan keadaan mabuk ia menyebikkan bibirnya heran. "Kau kenapa? Karena kau sudah menunjukkan keseriusan dan akan menikahi ku, so...let's do it now!"Angkasa semakin membelalakkan matanya ketika wanita di depan kembali meraup bibirnya. Sial, sedalam apa sebenarnya mereka telah melakukan perselingkuhan?Namun hal yang sama sekali tak ia duga malah membuat angkasa kebingungan. Naya tiba-tiba membuka pakaiannya dan membuat Angkasa memalingkan wajahnya. Ia bukanlah pria pecundang yang memanfaatkan kelemahan wanita seperti ini.Naya terus bergelayut, ia juga mendudukkan tubuhnya ke atas tubuh Angkasa yang liat dan berotot. Ia sudah kehilangan kontrol dan sebentar lagi ia akan menelanjangi dirinya sendiri. Namun beberapa saat kemudian,BRUK!Wanita itu tiba-tiba ambruk seperti pingsan. Angkasa segera memeriksa keadaan wanita itu dan benar lah jika sepertinya Naya tak sadarkan diri karena efek alkohol.Sejurus kemudian, angkasa menelpon seseorang kembali saat Kanaya benar-benar telah hilang kesadarannya."Kembali ke rencana A!"***Sinar matahari menembus ke wajah seorang wanita yang perlahan-lahan kini membuka karena sorotnya. Dengan kepingan kesadaran yang masih berserak, ia mulai mendudukkan tubuhnya yang terasa lemas. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Di depannya ada dinding bercat mewah dengan beberapa furniture mahal termasuk lukisan abstrak yang tak ia pahami. Di sisi lain, terdapat televisi besar, sofa, lemari dan... tunggu dulu, siapa dia?DEG!"Siapa kamu?" ucapnya sesaat setelah menyadari jika ia tak sendiri.Tapi yang di kejuti terlihat menyeruput kopi dengan santai. Terlihat tak terkontaminasi dengan keterkejutan yang terlihat. Ya, pria yang hanya mengenakan celana panjang dan membiarkan separuh badannya yang kekar dan berotot terekspos itu tersenyum manis."Kau benar-benar lupa atu pura-pura lupa? Kau dan aku berkeringat bersama semalam. Kenapa kau sekarang seperti ini?""Apa?" pekik si perempuan tak percaya.Naya langsung panik bukan kepalang. Bukankah dia semalam bersama Eddo, lalu siapa laki-laki ini?"Dimana pacarku?" ucapnya setengah membentak. Ia bahkan tak menemukan siapapun di ruangan itu selain pria sialan di depannya ini." Pacar? Siapa yang kau bicarakan? Kau bahkan datang ke kamarku dan menggerayangi tubuhku, lalu sekarang kau pura-pura amnesia?"DEGSeluruh tubuh Naya tiba-tiba menjadi dingin dan gemetaran. Apa yang pria itu katakan? Tapi, benarkah jika ia dan pria itu telah melakukan hal yang....oh tidak! Tapi, kenapa dia ada di sana? Apalagi ketelanjangan tubuhnya tak bisa lagi ia bantah bila sepertinya sesuatu memang sedang terjadi antara mereka."Tidak, kau pasti bohong!"sergahnya mencoba mensugesti diri."Bohong?" pria itu berdiri lalu menggeleng tertawa. Dan sejurus kemudian, ia menyambar sebuah ponsel, " Lihat ini!"DUAR!Naya langsung menutup mulutnya demi melihat foto di ponsel pria itu yang memperlihatkan jika dirinya dan pria itu sama-sama bertelanjang dalam ranjang."Tidak!"Angkasa kontan tersenyum lebar, "Jadi, mau berlanjut?"Angkasa Dana Wijaya, pria ini sekarang sedang berusia 37 tahun. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Hernandia Kusuma Wijaya dan Adipati Rangga Wijaya. Ia saat ini memegang tongkat estafet kepemimpinan selepas orangtuanya meninggal pada insiden kecelakaan mobil delapan tahun silam.Kini ia tak hanya menjadi pemegang tanggung jawab banyaknya perusahaan, tapi ia juga bertanggungjawab terhadap adik perempuan satu-satunya yang sangat ia kasihi, Tiara Adinda Wijaya.Tiara mengalami penyakit paru-paru basah sejak ia masih duduk di bangku sekolah. Ia menikah dengan Eddo yang menjadi cinta pertamanya semasa SMA. Meskipun tak suka, Angkasa tetap mewujudkan keinginan adiknya itu karena ia tak ingin kehilangan Tiara.Tiara dan kakaknya tidak tahu jika suaminya memiliki seseorang yang tak bisa ia lupakan sekalipun dia(Eddo) sudah menjadi bagian dari keluarga Wijaya. Dan Angkasa yang belakangan ini baru mengetahui hal ini tentu tak akan mengatakan kepada Tiara, karena ia begitu menyayangi adikn
Angkasa akhirnya pergi meninggalkan wanita itu sendirian. Ia benar-benar marah dengan semua ini. Wanita tadi adalah selingkuhan adik iparnya, Eddo. "Dan, aku di lobi!" ucap Angkasa menelpon orang kepercayaannya dengan raut mengeras. "Siap bos, saya sudah di basement. Saya akan segera ke sana!"Dalam benak Angkasa saat ini hanyalah ingin membuat hidup Tiara tentram dan damai sebisanya dan dengan cara apapun. Meskipun ia sangat ingin menghajar Eddo dan membuat perhitungan tak main-main, tapi ia selalu kalah sebab jika itu dilakukan itu akan menyakiti Tiara. Tidak, ia harus merahasiakan semua ini dan membuat perempuan itu berhenti berhubungan dengan Eddo.Lamunan Angkasa seketika buyar ketika mobil mewah yang di kendarai Daniel tiba. Pria yang selalu tampil rapih dan wangi itu tampak sigap membukakan pintu untuk bos-nya."Bos!"Angkasa hanya mengangguk membalas sapaan anak buahnya. Setelah masuk, Angkasa langsung melemparkan punggungnya ke sandaran kursi mobil lalu memejamkan matanya s
Eddo baru bisa menemui Kanaya malam hari dimana pagi harinya Kanaya bertemu dengan Angkasa. Ia harus bisa mencari waktu yang pas agar semua berjalan lancar tanpa ada kecurigaan dari kedua belah pihak. Apalagi, Kanaya juga tidak tahu kalau Eddo sebenarnya sudah menikah.Eddo menikahi Tiara yang penyakitan karena desakan ekonomi. Ia juga ingin membantu Kanaya melebarkan sayap bisnisnya dengan posisi yang ia miliki saat ini karena telah menjadi bagian dari keluarga Wijaya."Nay, maaf malam itu aku harus ninggalin kamu sendirian di kamar karena asistenku nelpon mendadak. " kata Eddo berbohong. Ia tak mau mengatakan yang sejujurnya karena ini bisa membuat Kanaya gelisah."Iya nggak apa-apa." jawabnya dengan pikiran yang berkelana kepada ucapan Angkasa tadi pagi. Ia terpaksa tak jujur sebab takut akan penilaian Eddo kepadanya."Oh ya, Kamu pulang sama siapa? Sory banget ya Nay, waktu itu, aku harus pulang karena ada pekerjaan mendadak. Kamu mabuk dan aku terpaksa ninggalin kamu di kamar hot
Angkasa menghela napas terlebih dahulu dan berusaha meyakinkan diri bahwa inilah yang terbaik untuk dirinya terlebih keluarganya."Kami....telah melakukan sesuatu hal yang seharusnya baru boleh di lakukan oleh pasangan suami istri!"DUAR!Iriana yang semula hanya diam menyimak, tampak syok begitu mendengar kalimat tersebut."Apa maksud kamu?" teriak Talita yang merupakan kakak kandung Kanaya dan terlihat tidak terima."Sebaiknya, Kanaya juga harus ada di sini. Saya ingin segera membicarakan soal pernikahan ini karena takut kalau..."PLAK!"Kurang aja kamu!""Hey!" kata Daniel yang seketika gusar.Angkasa memberikan kode mata kepada Daniel untuk tenang dan dia tidak apa-apa meskipun di tampar oleh Irwan. Daniel akhirnya mundur. Mereka tidak tahu saja siapa yang barusan mereka tampar."Anda benar-benar terlalu baik bos!" kesal Daniel dalam hati sebab ia benar-benar ingin menghajar Irwan yang telah seenaknya saja menempeleng wajah bosnya."Dengan segala kerendahan hati, kita harus segera
Kanaya mengunci dirinya di kamar. Ia tak menghiraukan gedoran membabi-buta Ibu dan kakaknya. Hatinya di jejali kesesakan akibat kejadian barusan. Bagaimana sekarang? Apa yang harus ia lakukan? Haruskah ia lari dari semua ini? Ia memang belum pernah memperkenalkan Eddo kepada keluarganya, tapi saat ini ia hanya mencintai satu orang yaitu Eddo, pria yang sudah ia kenal sejak dulu. Dan rencana memperkenalkan Eddo tinggallah rencana. Ayahnya terlanjur berang dengan keterusterangan pria bernama Angkasa itu. Seandainya saja Eddo mau di kenalkan lebih awal, hal seperti ini mungkin tidak akan pernah terjadi."Naya, buka pintunya. Kakak perlu bicara!" seru sang kakak dari balik pintu berpelitur.Tapi air mata Naya semakin menganak sungai. Hatinya sakit terhimpit kenyataan. Malu, sedih, sakit, kecewa. Entah kekecewaan itu ia tujukan kepada siapa. Yang jelas, tidak seharusnya pria bernama Angkasa itu datang ke rumahnya dengan cara seperti ini."Sudah Ta. Biarkan adikmu sendiri dulu. Nanti biar I
Seminggu setelahnya akhirnya Angkasa dan Kanaya akan menikah. Irwan yang mendengar soal Angkasa yang rupanya merupakan orang kaya menjadi terhipnotis. Tak lagi mempermasalahkan soal tindakan amoral mereka beberapa waktu yang lalu. Baginya kebahagiaan selalu berbanding lurus dengan kekayaan. Ia bahkan mengabaikan perkataan istrinya.Sementara itu, sang Ibu tak lagi bisa banyak mendebat karena ia selalu kalah ketika berargumen dengan suaminya. Sedangkan Talita lebih takut karena ia tahu jika Angkasa sepertinya bukan orang sembarangan. Ia memilih cari aman untuk dirinya sendiri dan juga karirnya.Kanaya, dalam balutan gaun cantik yang mahal ia justru diam dengan tatapan kosong cenderung sedih saat pria yang ditugaskan untuk menikahi mereka mulai bersuara. Kata demi kata yang terucap membuat kesedihan di relung hatinya kian bertalu-talu.Hingga beberapa saat kemudian," Apa yang telah di satukan oleh Tuhan, tak dapat di ceraikan oleh manusia!"Ia semakin tenggelam dalam tangisannya ketika
Yeremia, pria yang kini mengemudikan mobil yang di tumpangi Kanaya tampak lebih bisu dan kaku dari pada Daniel. Membuat Kanaya semakin merasa ketakutan. Namun kesunyian itu tak bertahan lama. Mulut Kanaya akhirnya terbuka saat Yeremia mengentikan mobilnya di traffic light."Sebenarnya apa yang kalian rencanakan? Kenapa kamu yang malah bawa saya?" tanya Kanaya ragu-ragu.Yeremia melirik istri bosnya itu dari kaca kecil di depannya. "Rencana apa Bu? Kenapa anda berkata seolah-olah Bapak adalah penjahat? Mungkin saja Bapak ingin membuat anda lebih nyaman dengan sendirian!"Mendengar jawaban yang tak sesuai harapan, Kanaya akhirnya kembali diam saat sorot mata yang ia lihat dari pantulan rear vission mirror di depannya seperti mau menelannya. Ia mencoba membuka ponselnya dan mengetik pesan kepada Eddo untuk membunuh rasa takutnya. Namun seperti yang sudah-sudah, ponsel Eddo hanya centang satu. Pasti kekasihnya itu sedang sibuk."Kamu di mana Do?" ia gelisah dalam hati.Sementara itu, Angk
Kanaya menatap sengit pria bermulut pedas itu. Padahal ia hanya bertanya baik-baik tapi kenapa jawaban yang terlontar sungguh menjengkelkan hati. Kini ia mulai bertanya pada dirinya sendiri, apakah keputusasaannya menikah ini benar?"Kontrak pernikahan? Untuk apa semua ini?" Kanaya semakin terkejut demi membaca kop yang tercetak tebal diatas kertas itu. "Kau ini benar-benar lebih bodoh dari yang ku sangka. Baca!" ia menekankan suaranya di akhir kalimat dengan muka berang.Kanaya sontak shock ketika mendengar dirinya di bentak keras oleh angkasa. Sebenarnya apa maunya pria itu. Tiba-tiba berada di kamar dan menidurinya, setelah itu membocorkan hal memalukan kepada orangtuanya dan memintanya menikah secara mendadak dan paksaan, sekarang malah menunjukkan surat nikah kontrak?" Selain berkelakuan buruk, kau ternyata juga sangat bodoh!"Kanaya dengan muka kesal membuka map itu lalu membacanya. Ia sontak membulatkan matanya demi membaca poin poin tak wajar yang ada di sana."Apa-apaan kau