Share

Contract Marriage with A Boss
Contract Marriage with A Boss
Author: Mommy Eng

Bab 1. Semalam dengan pria tak di kenal

Malam itu suasana sedang riuh sekali. Lampu-lampu yang memancarkan warna warni dengan dentuman musik yang memekakkan telinga semakin menambah hingar-bingar diskotik kelas kakap.

"Naya, kamu kenapa sih? Gelisah banget?"tanya Reni, sahabat Naya.

"Eddo kok belum sampai ya? Katanya dia nyusul kesini!"

"Coba telepon!"

Namun hingga tiga kali Naya menelpon pria bernama Eddo itu, belum juga mendapatkan hasil. Membuatnya semakin frustasi.

Sementara itu di lain pihak, pria yang sedang di tunggu rupanya sedang berada di kamar bersama seorang perempuan yang wajahnya tampak pucat. Pria itu tengah sibuk memberikan obat sembari berkali-kali melirik jam yang semakin lama semakin membuatnya gelisah.

"Mas mau pergi? Aku nggak apa-apa kalau mas tinggal. Mas udah jaga aku dari tadi. Aku...udah mendingan juga."

Ya, perempuan itu baru saja mengalami sesak napas sebab ia kelelahan hari ini.

"Beneran ga apa-apa? Aku cuman sebentar saja kok!" kata Eddo tampak muram.

Wanita berwajah layu itu mengangguk lemah. Eddo seketika mengecup kening wanita itu sembari mengucapkan kata-kata mendayu. Usai mengecup bibir istrinya, ia pun pergi. Tanpa Eddo ketahui, ketika ia sudah melajukan mobil, sepasang netra tajam menatap Eddo dari lantai atas. Dia adalah Angkasa.

Ia melirik sebentar jam di pergelangan tangannya sebelum ia melangkahkan kakinya menuju ke kamar sang adik. Usai membuka pintu kamar adiknya perlahan-lahan, ia melihat adik perempuannya tidur dengan posisi miring. Seketika ia merasa sakit di dadanya demi melihat hal itu.

Angkasa geram namun tak mampu menunjukkan kekesalannya. Ia pergi dalam senyap. Melakoni sisi kehidupannya yang lain sebagai seorang kakak. Ia harus memastikan rumah tangga adiknya akan baik-baik saja.

Beberapa waktu kemudian, Eddo tiba di diskotik tempat dimana ia sudah janjian dengan Kanaya. Wanita yang tak mengetahui jika dia sebenarnya merupakan pria yang sudah beristri.

Hilang sudah segala kegelisahan yang semula menaungi batin dan pikiran Kanaya begitu Eddo datang menemui dirinya. Reni yang juga melihat kemunculan Eddo secara mendadak menjadi senang.

"Aku kira gak jadi!" kata Kanaya yang kini di cium pipinya oleh Eddo.

"Sory telat, tadi ada yang perlu di beresin dulu!"

Mereka akhirnya minum bersama-sama. Saling mengobrol dan menikmati pertunjukan. Kanaya bahkan akhirnya juga terlihat berjoget bersama Eddo dengan begitu senangnya. Mereka melupakan segalanya, tak terkecuali sepasang mata yang rupanya sedari tadi memotret dan melaporkan apa yang ia lihat kepada seseorang.

"Lakukan yang aku perintahkan!"

"Siap bos!"

***

Kanaya sudah pernah beberapa kali minum bersama teman-temannya namun tidak separah ini. Mungkin karena dia terbawa suasana saja karena sudah lama tak bertemu Eddo. Dan saat ini, Eddo telah membawanya ke kamar hotel dan merebahkan tubuh yang setengah tak sadarkan diri itu keatas ranjang.

Eddo lantas keluar sebentar untuk mengambil sesuatu yang tertinggal di mobil. Sepertinya sebuah hadiah kecil untuk Kanaya. Namun ketika baru akan membuka pintu, tiba-tiba,

BUG

Maka seketika gelap lah seluruh pandangannya.

***

Dalam temaram cahaya yang merabunkan pandangan, Naya merasa jika tangan seorang pria sedang menyentuh keningnya. Dia, Naya, yang terlalu banyak minum sampai menjadi tak sadarkan diri. Ia menggerayangi tubuh pria yang kini menatap tajam ke arahnya.

"Eddo, sayang..." panggilnya sembari memeluk pria yang masih betah menunjukkan wajahnya yang semakin mengeras.

Pria itu terus mengamati gerakan Naya yang sensasional dan membangkitkan gairah.

"Kau benar-benar akan menikahiku kan?"

Pria itu sontak membolakan matanya demi mendengar ucapan perempuan di depannya.

"Brengsek, jadi ini yang mereka lakukan di belakang Tiara?" batin Angkasa geram.

"Aku mencintaimu..."

Angkasa sontak mendelik ketika Naya tiba-tiba mencium bibirnya dengan panas. Efek alkohol benar-benar membuat Kanaya hilang kendali. Dan ini sama sekali tak ia antisipasi sebelumnya. Bagiamana sekarang?

"Jangan seperti ini, tidurlah!" kata Angkasa mencoba melepaskan tangan Kanaya yang terus merabanya.

Naya, dengan keadaan mabuk ia menyebikkan bibirnya heran. "Kau kenapa? Karena kau sudah menunjukkan keseriusan dan akan menikahi ku, so...let's do it now!"

Angkasa semakin membelalakkan matanya ketika wanita di depan kembali meraup bibirnya. Sial, sedalam apa sebenarnya mereka telah melakukan perselingkuhan?

Namun hal yang sama sekali tak ia duga malah membuat angkasa kebingungan. Naya tiba-tiba membuka pakaiannya dan membuat Angkasa memalingkan wajahnya. Ia bukanlah pria pecundang yang memanfaatkan kelemahan wanita seperti ini.

Naya terus bergelayut, ia juga mendudukkan tubuhnya ke atas tubuh Angkasa yang liat dan berotot. Ia sudah kehilangan kontrol dan sebentar lagi ia akan menelanjangi dirinya sendiri. Namun beberapa saat kemudian,

BRUK!

Wanita itu tiba-tiba ambruk seperti pingsan. Angkasa segera memeriksa keadaan wanita itu dan benar lah jika sepertinya Naya tak sadarkan diri karena efek alkohol.

Sejurus kemudian, angkasa menelpon seseorang kembali saat Kanaya benar-benar telah hilang kesadarannya.

"Kembali ke rencana A!"

***

Sinar matahari menembus ke wajah seorang wanita yang perlahan-lahan kini membuka karena sorotnya. Dengan kepingan kesadaran yang masih berserak, ia mulai mendudukkan tubuhnya yang terasa lemas. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Di depannya ada dinding bercat mewah dengan beberapa furniture mahal termasuk lukisan abstrak yang tak ia pahami. Di sisi lain, terdapat televisi besar, sofa, lemari dan... tunggu dulu, siapa dia?

DEG!

"Siapa kamu?" ucapnya sesaat setelah menyadari jika ia tak sendiri.

Tapi yang di kejuti terlihat menyeruput kopi dengan santai. Terlihat tak terkontaminasi dengan keterkejutan yang terlihat. Ya, pria yang hanya mengenakan celana panjang dan membiarkan separuh badannya yang kekar dan berotot terekspos itu tersenyum manis.

"Kau benar-benar lupa atu pura-pura lupa? Kau dan aku berkeringat bersama semalam. Kenapa kau sekarang seperti ini?"

"Apa?" pekik si perempuan tak percaya.

Naya langsung panik bukan kepalang. Bukankah dia semalam bersama Eddo, lalu siapa laki-laki ini?

"Dimana pacarku?" ucapnya setengah membentak. Ia bahkan tak menemukan siapapun di ruangan itu selain pria sialan di depannya ini.

" Pacar? Siapa yang kau bicarakan? Kau bahkan datang ke kamarku dan menggerayangi tubuhku, lalu sekarang kau pura-pura amnesia?"

DEG

Seluruh tubuh Naya tiba-tiba menjadi dingin dan gemetaran. Apa yang pria itu katakan? Tapi, benarkah jika ia dan pria itu telah melakukan hal yang....oh tidak! Tapi, kenapa dia ada di sana? Apalagi ketelanjangan tubuhnya tak bisa lagi ia bantah bila sepertinya sesuatu memang sedang terjadi antara mereka.

"Tidak, kau pasti bohong!"sergahnya mencoba mensugesti diri.

"Bohong?" pria itu berdiri lalu menggeleng tertawa. Dan sejurus kemudian, ia menyambar sebuah ponsel, " Lihat ini!"

DUAR!

Naya langsung menutup mulutnya demi melihat foto di ponsel pria itu yang memperlihatkan jika dirinya dan pria itu sama-sama bertelanjang dalam ranjang.

"Tidak!"

Angkasa kontan tersenyum lebar, "Jadi, mau berlanjut?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status