Share

Bab. 19

Dua orang itu duduk saling berhadapan.

Sama-sama diam menunggu siapa yang akan mulai bicara lebih dulu.

"Bagaimana kabarmu, Nak?" Pria paruh baya itu membenarkan letak kacamata di hidungnya.

"Saya baik, Pak. Bahkan jauh lebih baik dibanding dulu," jawab Er santai.

"Ya, saya bisa lihat, kamu sudah banyak berubah sekarang. Sudah tidak seperti anak gendut dengan pipi chuby seperti waktu itu." Purnawirawan polisi itu menengadah, bola matanya berputar.

Dia tersenyum saat mengingat kenangan lama tentang Erlangga kecil yang sangat ketakutan saat itu.

Bahkan untuk mengangkat kepalanya saja Erlangga sangat takut.

Erlangga yang masih polos selalu waspada pada setiap orang yang datang untuk bertemu dengannya.

Bibir Er melengkung.

"Semua ini berkat Ayahku. Andai saat itu mereka tidak membawa saya pergi dari panti itu, mungkin tidak akan ada saya yang sekarang."

Pria tua itu mengangguk setuju kemudian berkata, "Kamu beruntung, Nak. Bagaimana kabar Ayahmu?"

"Dia baik," sahutnya pendek.

"Syukurlah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status