Share

SAATNYA KITA PULANG

"Mas punya saudara di sini?"

"Enggak. Saya juga bingung. Tiba-tiba saja bisa berada dalam gudang."

"Asal Mas dari mana?"

"Kota Baru. Oh, ya, apa ada halte di dekat sini?"tanya Salim yang seketika punya ide ingin buru-buru pulang. Dia tidak ingin bertemu dengan Nikita yang seram. Dia tidak mau mati perlahan-lahan didampingi makhluk mengerikan itu. Pikirannya kembali tertuju kepada ucapan Nikita tadi.

"Ada halte, tapi jauh. Kalau mau ke sana harus naik angkutan atau ngojek,"balas pencari rumput. "Nanti saya antar ke sana, Mas."

Salim meraba-raba saku celana dan dirinya baru sadar bahwa tidak membawa dompet. Sementara ponsel yang dipegangnya tadi, entah jatuh ke mana. Dia tampak kebingungan lalu berkata,"Tapi, saya gak ada uang."

"Saya paham. Mas ke sini dengan cara ghaib, sudah pasti tanpa persiapan. Saya antar sampe rumah. Boleh, kan?"

Salim yang mendapatkan tawaran baik tersebut langsung semringah wajahnya. "Tentu saja boleh. Saya banyak berutang budi sama Mas siapa?"tanya Salim sambi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status