Faisal berbicara terhadap Salim karena dia yakin bahwa pria tersebut masih bisa mendengar omongannya. Kuasa Allah yang telah membuat tubuhnya tak sadar agar tidak terlampau kesakitan. Faisal membaca doa lalu meniup ke arah urat nadi pada pergelangan tangan Salim."Hanya Allah yang berhak memberi kehidupan dan kematian semua makhluk selama tidak syirik," ucap Faisal lalu mengusap kedua mata Salim. "Bangun, Mas! Sudah saatnya kita ke kota."Salim mengerjap-ngerjapkan mata lalu memandang Faisal yang sedang tersenyum padanya. Kedua mata Salim memindai sekeliling. Meskipun dirinya masih bingung, tetapi sudah bisa merasa tenang begitu melihat keberadaan Faisal.Salim pelan-pelan duduk dan beberapa saat termenung. Kepala masih sedikit pening. Kesadaran antara dunia nyata dengan gaib. Faisal paham akan situasi yang dialami oleh Salim. Pencari rumput tersebut menepuk bahu Salim sambil membaca Ayat Kursi."Allohu laa ilaaha illaa Huwal Hayyul Qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa nauum, la Hu
"Masa, Mbak?"tanya Faisal kaget dan langsung menoleh ke arah Salim yang sedang duduk. Dia tidak melihat siapa pun di samping pria tersebut. "Gak ada siapa-siapa.""Tolong diingatkan saja, Mas. Karena kejadian ini telah terjadi berulang kali di sini. Benar-benar mengganggu pelanggan. Paling sering kejadian kesurupan pada yang bersangkutan."Faisal diikuti oleh pelayan berjalan pelan-pelan ke arah tempat Salim. Sepertinya dia memang tak sendirian. Ada seseorang lagi di sampingnya, suaranya seperti suara wanita."Sudah selesai ngobrolnya?"tanya Faisal setelah berhadapan dengan Salim. Sementara pelayan memegang tengkuk yang tiba-tiba merinding.Salim baru sadar jika Faisal sudah balik dari depan. Pria ini langsung mendongak dan seperti salah tingkah. Pelayan yang sudah hapal dengan kejadian mistis yang kerap terjadi di warung lalu berbisik ke telinga Faisal. "Lebih baik Mas ajak pulang dia."Setelah itu si pelayan balik badan dan segera berlalu menuju depan kembali. Faisal dengan posisi m
"Kenapa bisa persis kayak Nikita?"tanya Salim yang semakin penasaran dengan penjelasan Faisal. Pria ini serius menyimak setiap kata yang diucapkan oleh Faisal."Jin Qorin itu bisa dianggap kembaran kita. Dia ada sejak kita lahir. Maka dari itu dia tahu apa pun kebiasaan kita. Bagaimana dan siapa kita, dia paham banget."Nikita yang berada tidak jauh dari mereka, tampak memendam rasa jengkel. "Dasar penghasut! Kita liat saja, apa kamu akan tetap sekuat dan sealim itu?"Kedua pria melanjutkan perjalanan kembali. Dalam waktu satu jam, mereka telah sampai di halaman rumah Salim. Beberapa warga yang melihat kedatangan mereka, spontan berteriak,"Pak RT, Mas Salim tidak hilang!""Allahu Akbar! Ajaib bisa kembali!"teriak yang lain.Suara para warga bersahutan serupa dengungan sekumpulan lebah. Faisal menurunkan standar motor lalu turun diikuti oleh Salim. Kedua pria berjalan beriringan menuju teras. Tampak Pak RT dan Eko berdiri menyambut mereka."Assalamualaikum,"ucap salam Faisal begitu tel
"Kenapa kamu mau mengikuti perintah bapakmu? Pergi ke alammu dan tidurlah dengan tenang!"pinta Faisal dengan suara lembut. Dia hanya ingin menunjukkan rasa empati agar si roh tidak lagi membuat ulah.“Gak! Aku gak mau pergi! Aku gak bisa mati dengan tenang sebelum semua dendam terbalas."“Kalau begitu, jangan salahkan aku, jika terpaksa melakukan kekerasan untuk memaksamu keluar dari tubuh wanita ini.”"Hi hi hi hi!Lengkingan tawa Nikita menggema bagai terbentur dinding tebing. Usai itu suasana lebih hening, bahkan suara jangkrik dan hewan malam pun tak terdengar. Desir angin seakan-akan enggan melintas. Faisal tersenyum tipis penuh penuh arti. Pria ini menoleh ke arah Eko lalu bertanya,"Punya botol beling?""Ada bekas minuman suplemen. Emang buat apaan?"tanya Eko keheranan."Buruan ambil! Entar juga tahu,"balas Faisal. Eko gegas masuk rumah dan tak berapa lama, pria ini telah kembali dengan membawa sebuah botol berwarna cokelat."Satu doang?"tanya Eko sembari ulurkan botol ke arah
"Kamu liat itu?"tanya Eko sambil berdiri tegak setelah mengangkut ranting dan dahan ke arah samping pagar. "Berarti Pak Atmo sedang mengawasi kita. Harus selalu waspada,"balas Faisal lalu mulai menyapu halaman. Tak berapa lama, halaman rumah Salim sudah tampak rapi dan bersih. Beberapa pohon terpaksa harus dipangkas karena insiden tadi. Tiba-tiba saku celana Faisal terasa bergetar hebat dan ada hawa panas yang keluar dari botol. Faisal merogohnya lalu berdoa dalam hati. Gerakan dalam botol mereda dan Faisal pun tersenyum lalu berucap kepada dua orang temannya. "Bisa jadi dalam waktu dekat Pak Atmo akan mencari salah satu dari kita atau semuanya." "Masalah apa?"tanya Eko yang belum paham dengan tindakan yang telah dilakukan oleh Faisal. "Dia bingung cari Nikita. Aku telah sekap dia dalam botol." "Serius? Memang bisa?"tanya Eko dengan ekspresi tidak percaya. "Mas Faisal gak sedang nge-prak kita?"Salim pun sulit untuk mempercayai omongan Faisal. Pria yang ditanya seketika
Sepersekian detik kemudian terdengar hantaman keras dari arah samping Faisal dan pria ini dengan membaca doa lalu buru-buru menghindar ke arah kanan. Setelah agak jauh, Faisal menghentikan motor di bahu jalan. Dia menoleh ke arah tempat hantaman barusan.Tampak sebuah bus hampir terguling. Seluruh penumpang terlempar keluar dari kursinya. Belum sempat Faisal turun dari motor karena bermaksud memberi pertolongan kepada penumpang bus, tiba-tiba data hantaman kedua. Kondisi bus kini ringsek terhimpit dua truk. Tak berapa lama, terdengar suara ledakan cukup dahsyat. Seketika keluar percikan api dari arah mesin. Dalam hitungan detik, api berkobar dengan cepat hingga membakar seluruh bagian bus. Teriakan minta tolong dan jerit kesakitan hiruk-pikuk bersama isak tangis para penumpang.Faisal yang hampir mendekat dan terpaksa berhenti karena menyaksikan kobaran api semakin membara hingga ke tempat para penumpang yang bergelimpangan. Semua serba kilat dan semua penumpang terpanggang hidup-hid
Rupanya hasil kerjaaan makhluk mengerikan yang jadi peliharaan. Makhluk berapi itu berusaha menempel ke arah tubuh Faisal. Namun pria ini tidak mau lengah. Dia buru-buru melafalkan doa. "A‘udzu biwajhillahil karim, wabikalimatillahit-tammatil-lati la yujawizuhunna barrun wa fajirun, min syarri ma yanzilu minas-sama’i, wa min syarri ma ya‘ruju fîha, wa min syarri ma dzara’a fil-ardhi, wamin syarri ma yakhruju minha, wa min syarri fitanil-laili wan-nahsri, wamin syarri thawariqil-laili, wamin syarri kulli thariqin illâ thariqan yathruqu bi khairin, ya rahman." [HR. Malik, an-Nasa’i, ath-Thabrani, dan yang lain] Setelah Faisal selesai membaca doa tersebut, makhluk menyeramkan itu langsung tersungkur dan apinya pun padam. Makhluk mengerikan tersebut langsung berubah jadi abu. Dari gumpalan abu yang berserak itu tiba-tiba muncul sosok Pak Atmo. Meski berupa bayangan, tetapi Faisal sangat yakin bahwa itu punya kekuatan layaknya wujud aslinya. Pria ini melihat ke arah tempat terjadiny
Salim menelepon Faisal setelah sampai di tempat yang dikatakan oleh Eko. Pria ini tidak mendapati temannya. Hanya tertinggal motor yang diparkir di bahu jalan. Pagi ini lalu lintas sudah mulai ramai."Tolong tetap di sana! Saya akan segera menyusul," ucap Faisal dari ujung telepon."Saya tunggu, Mas. Terima kasih." Salim langsung mengakhiri hubungan telepon.Tak berapa lama Faisal telah datang dengan langkah kaki terseok-seok. Salah satu kaki terluka cukup parah dan darah menetes deras dari kain celana yang terkoyak. Sementara lengan dan wajah ada bekas terbakar yang melepuh.Apa mungkin Eko bersedia jadi pengganti tumbal? Sengaja menyelamatkan Faisal agar bisa keluar dari jeratan hitam itu, batin Salim yang diliputi perasaan cemas.Faisal dengan sisa-sisa tenaga, akhirnya duduk terkulai di atas tanah. Salim berjongkok lalu merobek sebagian baju yang dipakai untuk membalut luka pada kaki kanan Faisal.Beruntung dirinya selalu membawa minyak kayu putih. Dengan gerakan pelan dan berhati