Share

Kalau Emosi, Segera Datang Padaku

Mas Hadza tidak munghubungiku sama sekali setelah pertemuan kami di lorong kantor.

Dia benar-benar kekeh pada kesalahpahamannya dan aku merasa tidak puas jika tidak segera memamerkan keberhasilan bisnisku padanya.

"Pak, gimana kalau menunya ditambah? Biar makin variatif?" Tanyaku pada Pak Akhtara.

Kami sedang di kamar. Aku baru saja membuka laman internet tentang menu-menu kekinian yang disukai para muda-mudi dengan harga terjangkau. Sedang beliau baru keluar dari kamar mandi.

Beliau mengambil tempat di sebelahku sembari menaikkan selimut sebatas pahanya lalu meraih ponselku dan melihat-lihat ide yang kugagas.

"Kita konsultasikan sama Qhiyas dulu, sayang. Khawatirnya ini menu yang kurang diminati."

"Pasti banyak yang suka lah, Pak."

"Qhiyas lebih akurat karena dia pakai riset. Dia punya orang yang tugasnya melakukan riset kuliner yang lagi digandrungi, Han."

Aku menghela nafas panjang dengan memanyunkan bibir lalu Pak Akhtara meletakkan ponselku di nakas dan memeluk perutku.

"Bisni
Juniarth

:-I

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Miyuk Kaslan
hadza lagi,hadza lagi. jihan ,jihan dah dewasa tuh mikir yang benar,lihat kenyataan yang ada bukan berhayal terus,huuuuh
goodnovel comment avatar
khansa officel
jihan br melek ya...dpt suami kaya mertua baik di sia2 kan tar nyesel belakangan...gemess
goodnovel comment avatar
Alee
mulai kebuka deh hatinya si jihan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status